7.11.11

Pengantar Kesusastraan Jerman

Hubungan antara pengarang (der Dichter), pembaca (der Leser) dan sajak/puisi (das Gedicht):
       Puisi adalah media yang digunakan Pengarang untuk menuangkan ide-ide dan pemikirannya serta menyampaikan suatu pesan/amanat atau perasaannya. Pembaca menerima dan menyerap ide-ide atau pesan yang disampaikan Pengarang dengan membaca lalu menganalisis puisi tersebut. Baik Pengarang (dalam menyampaikan amanat lewat puisi) maupun Pembaca (dalam menyerap dan menganalisis puisi) sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yang diyakininya, pandangan filosofis, kebudayaan di sekitarnya, kondisi lingkungannya dan kehidupannya yang membentuk sistem nilai yang dianutnya. Puisi tersebut sendiri ketika sudah dipublikasikan maka Pengarang tidak lagi memiliki hak untuk menjelaskan. Pembaca bebas menginterpretasi dan pengarang tidak memiliki hak untuk protes jika interpretasi Pembaca berbeda dari maksud yang ingin disampaikan pengarang. Dengan kata lain, puisi tersebut "berbicara" untuk dirinya sendiri.

Jenis-jenis sajak dan ciri utamanya:

  1. Lied = sajak yang memiliki melodi. Kadang2 salah satunya (sajak atau melodi) ada terlebih dahulu. Dapat diartikan juga sebagai lagu.
  2. Minnesang = berkembang di istana, oleh para Minnesaenger, bertema "minne", asal mula Kunstlied. Contoh: Under der Linden (Walther von der Vogelweide)
  3. Meistersang = berkembang di kota2, oleh para Meistersanger, ada sekolahnya dan terorganisasi dalam sistem gilda. Contoh: Hans Sachs.
  4. Volkslied = pengarang anonim, melodi sederhana dan diulang2, kata-kata mudah diingat, berkembang di masyarakat secara lisan. Contoh: Haenschen Klein, die Vogelhochzeit.
  5. Kirchenlied = dipakai dalam misa/kebaktian gereja, awalnya berbahasa Latin namun setelah Reformasi Gereja banyak diterjemahkan dalam bahasa Jerman (pelopornya Martin Luther). Contoh: Ein Festes Burg ist Unser Gott (Martin Luther).
  6. Kunstlied = sajak ada terlebih dahulu, musik dikomposisi oleh komposer, melodinya rumit dan kata2nya indah. Contoh: Heidenroeslein (Johann Wolfgang von Goethe, komposer: Franz Schubert).
  7. Ode = sajak yang didedikasikan untuk seseorang/sesuatu, berisi puji-pujian. Contoh: Ode an die Freude (Friedrich Schiller)
  8. Hymne = sajak yang dipersembahkan untuk Tuhan, negara/bangsa dan sosok yang dipuja seperti pahlawan/tokoh besar, umumnya digunakan untuk lagu kebangsaan, bernuansa megah dan agung. Contoh: Deutschlandlied (Hoffmann von Fallersleben), Hymne an die Nacht (Novalis).
  9. Elegie = sajak yang isinya ratapan/kesedihan akan seseorang/sesuatu. Contoh: Spaziergang (Friedrich Schiller).
  10. Epigramm = peribahasa/kata-kata mutiara, singkat padat dan jelas, biasanya dipahat pada bangunan, patung, monumen atau makam. Berisi pesan/nasehat hidup.
  11. Ballade = awalnya sajak yang diberi melodi untuk menjadi pengiring tarian, sekarang sajak yang ada ceritanya (unsur lyrik, epik dan dramatik). Contoh: Erlkoenig (J.W.v. Goethe)
  12. Madrigal = berasal dari Italia, memiliki melodi dan dikomposisi untuk dinyanyikan khusus dalam paduan suara/vocal group. Berkembang pada masa Renaissance.
Unsur-unsur Intrinsik Puisi:

  • Metrum = tekanan pada suku-suku kata yang membentuk irama ketika puisi dibacakan. Ada beberapa pola, salah satunya jambus (tidak ditekan-ditekan)
  • Reim = pola bunyi suku kata akhir pada tiap baris dalam satu bait puisi. Ada beberapa macam: Kreuzreim (a-b-a-b), Paarreim (a-a-b-b), Umarmendereim (a-b-b-a), dll.
  • Vers = pola tekanan dalam satu baris/bait
  • Rythmus = ritme yang terbentuk ketika puisi dibaca akibat pola tekanan.
  • Strophenformen = pola-pola bait dalam puisi yang dapat dilihat dari rimanya.
  • Stillmittel = gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam menyampaikan maksud lewat puisinya. Contoh: Vergleich, Metapher, Ironie, Hyperbel, Enjambement, Oxymoron, dll.
  • Synestesi = pertukaran dua indera dalam menangkap suatu kesan dari puisi.
  • Topos = skema pemikiran yang tampak jelas terlihat dalam puisi. Contoh: Fruehling (musim semi) ---> Blume, gruene Wiesen, Wald, Vogel, dll.
  • Strophe = bait
  • Zeile = baris
  • Silbe = suku kata
Perbedaan Naturlyrik dan Umweltgedicht:

  • Naturlyrik = puisi/sajak bertema keindahan alam yang berkembang di Jerman pada era Romantik sebagai akibat pengaruh filosofi "zurueck zur Natur" oleh Jean Jacques Rousseau. Sungguh-sungguh menggambarkan alam yang indah. Di Jerman menjadi genre puisi tersendiri. Contoh: Mondnacht, die Nacht (Joseph von Eichendorff).
  • Umweltgedicht = puisi yang bertema kerusakan alam yang berkembang di Jerman sejak era industrialisasi. Kerusakan alam yang digambarkan sebagai bentuk protes atas kondisi alam yang rusak akibat industrialisasi. Contoh: Ode an die Natur (Ludwig Fienhold).


Persamaan Naturlyrik dan Umweltgedicht:
- Keduanya menggambarkan alam/bertema/berkaitan dengan alam.
- Keduanya sangat berkembang khususnya di Jerman karena orang Jerman sejak awal mula sangat dekat dengan alam.


Konkrete Poesie
- puisi kontemporer
- "menyerang" bahasa menggunakan bahasa
- berkembang dalam aliran Dadaismus (antiseni) setelah Perang Dunia I dan II sebagai bentuk protes atas hancurnya dunia akibat perang.
- fokus pada bahasa sebagai suatu materi, bukan fungsinya sebagai alat komunikasi/penyampai makna secara lugas.
- Tidak mengenal satuan terkecil bahasa yang pasti, bebas, bisa kata, kalimat, suku kata bahkan bunyi.
- Makna dapat langsung diterka lewat visual atau audionya
- Dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda2.
- Contoh: Sehen Trennen Verbinden (Eugen Gomringer), Schtzngrmm, Falamaleikum (Ernst Jandl) --> Lautgedicht (mementingkan bunyi).



Kasus Khusus Pada Ode an die Freude
Ode an die Freude merupakan salah satu ode yang terkenal karya Friedrich Schiller. Tema dari puisi ini adalah kegembiraan, persaudaraan dan kesetaraan (hak). Ode an die Freude uniknya kemudian diangkat menjadi Europahymne (Hymne Uni Eropa). Hal ini menimbulkan kebingungan apakah ia tergolong ode atau hymne. Pada dasarnya bentuk dan isi sajaknya membuat puisi ini digolongkan sebagai Ode, namun kemudian ia dijadikan Hymne setelah digabungkan dengan komposisi musik karya Beethoven karena melodinya yang dikenal dan disukai oleh masyarakat Eropa, serta isi sajaknya yang sesuai dengan karakter dan nilai-nilai Uni Eropa yakni kesetaraan dan persaudaraan antaranggotanya.

Beberapa Puisi, Pengarang dan Alirannya/Genrenya:

  • Weltende - Jakob van Hoddis - Ekspresionismus
  • Meerestille - Johann Wolfgang von Goethe - ?
  • Im Gewitter der Rosen - Ingeborg Bachmann - Symbolismus?/Kriegsliteratur?
  • Die Nacht - Joseph von Eichendorff - Naturlyrik
  • Ode an die Natur - Ludwig Fienhold - Umweltgedicht
  • Falamaleikum - Ernst Jandl - Konkrete Poesie (Lautgedicht)
  • Schtzngrmm - Ernst Jandl - Konkrete Poesie (Lautgedicht)
  • Sehen Trennen Verbinden - Eugen Gormringer - Konkrete Poesie
  • Mondnacht - Joseph von Eichendorff - Naturlyrik
  • Ode an die Freude - Friedrich Schiller - Ode ---> auch Hymne

2 komentar:

  1. Hallo. Dein Blog ist echt toll. Koenntest du mir sagen, welche Quelle benutzt du? Danke im Voraus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Vielen Dank, liebe Leserin! Die Quelle von diesem Artikel ist ein Buch mit dem Titel "Das große Arbeitsbuch Literaturunterricht: Lyrik, Epik, Dramatik". Das Buch wurde von Rolf Esser geschrieben.

      Hapus