29.7.12

About Friendship and Love...

Sebenarnya postingan ini mau gue masukin ke Journey to Middle Earth series karena masing berhubungan sama LOTR tapi kok kalau dipikir-pikir jadi lebih banyak curcolan gue ya? hahaa...

Bermula dari seorang follower di Tumblr yang nanya di inbox gue: "Who's your favourite LOTR character and why?" Astaga! Tega banget dia nanya begini ke gue... Itu pertanyaan sadis lho.., lebih susah jawabnya daripada pertanyaannya Miss Universe! Masa gue disuruh milih dari sekian banyak tokoh superkeren?

Akhirnya dengan hati yang sebenarnya nggak tega untuk nggak menyebutkan yang lain, pilihan gue jatuh sama Sam dan Arwen. Buset, boro2 tokoh utama, yang satu enggak ganteng yang satu cewek -.-a Hmm.. sebenarnya kalau nggak ada pertanyaan "why" sih gue lebih pilih Aragorn sama Legolas (Frodo juga deh ^^) soalnya kan gue gak perlu ngasih tahu kalau alasan gue milih mereka karena ganteng/cute (kesannya gue menyikapi film dengan dangkal banget cuma liat tampang pemain -.-a).

Oke, balik ke pilihan gue. Sam dan Arwen. Gue pilih mereka sebenarnya karena karakter keduanya paling "nyambung" sama hidup gue. Sam mewakili persahabatan dan Arwen untuk cinta. Nah.., sekarang bisa gue mulai curcolnya??

Samwise Gamgee. Sebenarnya "cuma" tukang kebunnya Frodo, bahkan selalu manggil majikannya itu dengan sebutan "Mr". Jelas sebenarnya nggak ada hubungan "persahabatan" yang seimbang. Tapi ternyata duh... :') (maaf, jadi pengen nangis gue..) Kalau ngikutin filmnya dari awal sampai akhir, plus baca bukunya, langsung berasa segimana kuatnya persahabatan mereka. Walaupun sebenarnya dua-duanya sama-sama setia, tapi gara-gara adegan Frodo sempat ninggalin Sam karena tertipu Gollum gue jadi ngasih perhatian lebih sama Sam. Sosok seperti dia ini gue nggak pernah nemuin sepanjang hidup gue sampai sekarang. Boleh dibilang Sam ini mengingatkan gue sama sesuatu yang pengen banget gue miliki. Persahabatan sejati.

Sekedar info aja..., kalau ada orang nanya begini ke gue: "seandainya lo dan sahabat lo jatuh cinta sama orang yang sama, dan orang itu jatuh cintanya sama lo, lo pilih mana? sahabat lo atau cowo itu?" Gue bakal jawab: "sahabat gue, kenapa? karena nyari sahabat itu susah!" :c

Dari gue kecil sampai sekarang, jujur gue belum pernah tuh merasakan yang dibilang "persahabatan sejati". Mungkin kalau nggak ada teman-teman gue di jurusan Jerman sekarang, gue bisa bilang sahabat itu cuma bullshit. Tapi karena ada mereka gue masih berusaha menaruh harapan, siapa tahu mereka ini yang bakal jadi sahabat sejati gue. Gue pengen punya, walaupun sekedar satu orang aja (seperti Sam dengan Frodo), yang benar-benar ada di samping gue nggak cuma karena segi positif yang gue punya tapi juga segi negatif. Kalau lihat di FOTR, Sam ikut dalam perjalanan bersama Frodo awalnya cuma gara-gara dia janji sama Gandalf nggak akan ninggalin tuannya setelah ketangkap nguping. Tapi toh setelah Gandalf pergi dia tetap setia sama janjinya, sampai berusaha ngejar Frodo di sungai trus nyaris tenggelam (hiks..bagian itu sedih :'( Bahkan di ROTK, waktu Frodo "ngebuang" dia karena tipu muslihat Gollum pun akhirnya Sam yang nolongin Frodo dari Orcs dan bantuin dia supaya sampai di Mount Doom. Garis bawah tuh saudara-saudara, dibuang! Zaman sekarang gue ragu masih ada orang kayak gitu...

Gue pernah punya beberapa orang yang dekat sama gue sejak SD, tapi semuanya bohong. Ujung-ujungnya mereka berkhianat atau pergi. Gue ingat waktu SMA dulu sempat punya sahabat. Kita sama-sama suka bahasa Jerman, tapi semenjak dia nge-fans Twilight (waktu itu lagi booming-boomingnya dan gue bahkan belum punya kesempatan untuk baca), kita jadi nggak nyambung lagi. Sejak itu dia kumpul sama teman-teman lain yang sesama fans Twilight. Gue sampai coba ngikutin bukunya dan filmnya (walaupun akhirnya suka juga) supaya paling enggak bisa nyambung lagi. Eh, waktu gue udah suka Twilight juga, teman gue ini malah sibuk mencerca habis filmnya yang katanya jelek, gak sebagus bukunya. Terus kita jadi nggak nyambung lagi.

Di sekolah gue kebanyakan muridnya anak orang (super!) kaya. Entah kenapa setiap kali gue mau coba masuk ke lingkungan anak-anak itu, gue selalu nggak nyambung. Apalagi sejak itu kan mereka pada ngobrol lewat BBM (dan gue nggak punya BB). Terus kalau ada di lingkungan mereka itu gue selalu merasa outsider. Gue nggak bisa cocok sama gaya hidup mereka. Selain itu, gue juga selalu merasa jadi outsider. Entahlah gue nggak ngerti siapa yang salah. Selera gue nggak pernah nyambung sama mereka. Hampir selalu beda. Dan apa yang gue suka itu di mata mereka dipandang sebagai "freak" atau subculture yang aneh, misalnya: musik mittelalter, gothic, folk, dll. Rata-rata teman gue taunya lagu korea/jepang, lagu barat mainstream, bahkan sekalinya nggak mainstream tetap aja masih dikenal orang (misalnya musik jadul, psychedelic, dll.) Itu udah ngurangin topik obrolan gue sama teman-teman. Anehnya, sekalinya gue freak banget sama sesuatu, pasti ada aja yang ngatain. Gue nggak ngerti salah gue di mana karena kalau mereka ngomongin hal kesukaannya pun begitu -.-a kenapa gue nggak boleh?

Untungnya di antara teman-teman yang sekarang ini gue berhasil menebar sedikit virus "Mittelalter" haha.. jadi ada beberapa yang masih nyambung ngobrolin hal itu sama gue :) Tapi tetap aja kalau mereka lagi ngomongin korea, ngomongin orang yang nggak gue tau (misalnya salah satu ekelenya), ngomongin film/lagu jadul, tetap aja gue jadi outsider lagi :'C Mungkin memang gue salah tempat atau waktu lahir kali ya...
Mungkin kata-katanya C.S.Lewis (pengarang Chronicles of Narnia, sahabat J.R.R.Tolkien) benar kali ya.. "kalau kamu merasa tidak cocok dengan apapun di dunia ini, mungkin memang kamu diciptakan untuk dunia yang lain" :") Kalau pertemanan di kuliah ini gagal lagi, mungkin luar negeri jadi harapan terakhir gue...

Tokoh kedua yang gue pilih itu Arwen Undomiel. Putri bangsa Elves dari Rivendell yang super cantik ini buat gue jadi inspirasi untuk harapan dan cinta. Dikisahkan bahwa Arwen sebagai bangsa Elves adalah golongan yang immortal, sedangkan kekasihnya, Aragorn, adalah bangsa Men (manusia) yang bisa mati. Ayah Arwen, Elrond, pada awalnya kurang setuju jika anaknya menikahi seorang manusia. Ia beranggapan bahwa masa depan anaknya akan jadi suram karena setelah kematian pasangannya, anaknya hanya akan menderita dan merasa sendirian. Maka dari itu Elrond menyuruh Arwen untuk mengejar kapal terakhir di Grey Havens yang akan membawanya ke Undying Lands di seberang lautan untuk melarikan diri dari perang yang berkecamuk di Middle Earth. Tapi di tengah jalan, Arwen berbalik meninggalkan rombongan dan kembali ke Rivendell untuk menunggu kekasihnya pulang dari misi berbahaya yang dijalaninya. Padahal saat itu keabadian dan kekuatannya sebagai Elves mulai menghilang karena pengaruh kuasa jahat dari Mordor. Semua itu hanya karena ia masih memiliki harapan akan hidup bahagia bersama kekasihnya di masa depan nanti. :')

Cerita ini mengingatkan gue sama hubungan yang lagi gue jalanin sekarang. Kalau Arwen dan Aragorn beda bangsa, gue dan Ritter beda agama. Yah, kira-kira samalah, sama-sama ditentang ortu. Seolah-olah dengan bersatu dengan orang yang beda agama itu semacam jalan menuju kematian (baca: neraka) buat kita. Tapi karena adanya harapan akan kebahagiaan di masa depan sekalipun beda jalan, hubungan bisa tetap lanjut.. xD Arwen dan kesetiaannya pada harapan itu menginspirasi gue untuk tetap setia dan mencoba menjalani dulu relationship ini hehehe.. :P


Tidak ada komentar:

Posting Komentar