Tampilkan postingan dengan label terjemahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label terjemahan. Tampilkan semua postingan

28.9.13

Tinta

Berikan padaku setetes tinta dan sebuah pena
Kan kutuliskan sepucuk surat
Biarlah kau selalu sadari
Tak kucintai seorang pun lebih darimu

Gunung yang kokoh 'kan runtuh
Mentari kehilangan cah'yanya
Dan hutan-hutan jadi merpati
Sebelum kutinggalkan dirimu

Sebelum kumainkan dadu emas
Sebelum aku mainkan piano
Hingga semua kesedihanku pergi
Tak 'kan lagi aku kehilanganmu

by LV~Eisblume
29.09.13
free translation from a Swedish folk song sung by Garmarna titled "Bläck"

Original lyrics:


Ge mig hit lite bläck och en penna Jag vill rekommendera ett brev Du skall alltid få se och besinna Att jag håller ingen kärare än dig
Förr skall hälleberget rämna såsom is Förr skall solen borttappa sitt sken Förr skall skogen bli förvandlad till en duva Innan jag dig min vän överger
Förr så spelade jag på guldtärning Förr så spelade jag på klaver I det samma så övergav mig sorgen Jag skall aldrig borttappa dig mer

23.9.13

Angsa



Angsa kesepian di danau keperakan
Mengayuh perlahan seorang diri
Oh, kau tahu bagaimana patah hati
Jika cinta telah pergi

Bilamana menyeberangi samudra jauh
Lautan-lautan penuh rahasia
Meski sang kekasih pergi menghilang
Sang cinta tak 'kan mampu

Angsa keperakan di tepian
Angkatlah sayapmu dan terbang
Akankah kau tunggu hingga
Hidup berlalu melewatimu?

Kau miliknya mentari
Kau miliknya langit
Kau miliki lebih dari satu lagu
Tuk kaunyanyikan sebelum matimu

Ke ujung rembulan hendak kau pergi
Ku kan terbang bersamamu
Tempat gelombang pasang surga mengalir
Di atas kebiruan

Takdirmulah ketinggian
Tak tertinggal denganku di sini
Pada bumi aku terikat
Selamanya

Kita miliknya mentari
Kita miliknya langit
Kita miliki lebih dari satu lagu
Tuk kita nyanyikan sebelum mati


Terjemahan bebas dari lagu Secret Garden, "Swan".
by LV~Eisblume
23.09.13
inspired by the knight...

22.8.12

Penenun Silesia

(versi terjemahan dari puisi "die Schlesische Weber" karya Heinrich Heine)


Dalam mata yang suram tiada air mata
Mereka duduk pada mesin tenun dan menggeram
Jerman, kami tenun kain kafanmu
Kami tenun ke dalamnya kutukan tiga sisi -
Kami menenun, kami menenun!


Satu kutuk bagi Tuhan, yang padanya kami berdoa
Dalam musim dingin dan kelaparan
Yang ampunnya kami harap dan rindukan
Telah dia ganggu, usik, dan permainkan kami -
Kami menenun, kami menenun!


Satu kutuk bagi Raja, sang penguasa negeri
Yang tak mampu atasi derita kami
Memeras kami hingga keping terakhir
Menembaki kami seolah anjing-anjing -
Kami menenun, kami menenun!


Satu kutuk bagi tanah air palsu
Tempat di mana hina dan aib bertumbuh subur
Tempat di mana bunga-bunga dipetik terlalu awal
Tempat kemalasan dan kebusukan menyuburkan cacing-cacing -
Kami menenun, kami menenun!


Sekoci terbang, mesin tenun berbunyi keras
Sibuk menenun kami siang malam -
Jerman tua, kami tenun kain kafanmu -
Kami tenun ke dalamnya kutukan tiga sisi -
Kami menenun, kami menenun!


PS: karya ini adalah salah satu tulisan Heine yang terinspirasi dari latar belakang masa itu yakni Vormaerz. Sebelum revolusi di Jerman tahun 1848, tepatnya pada tahun 1844 terjadi suatu peristiwa di Silesia. Buruh penenun yang keadaannya semakin terdesak oleh kemajuan industrialisasi dan penggunaan mesin-mesin pengganti tenaga mereka memprotes pemilik pabrik hingga terjadi bentrokan dengan tentara yang menewaskan 11 orang. Terjemahan ini belum versi final, karena tadinya saya mau mengerjakan bersama teman saya, Mutiara, namun karena keterbatasan waktu dan belum sempatnya kami lanjutkan sehingga saya iseng-iseng melakukannya sendiri. Tapi terjemahan ini belum hasil akhir karena baru versi saya hehehe...:)

15.5.11

Serenada

Lembut memohon lagu-laguku
Lewati malam menuju dirimu
Dalam kesunyian hutan nan lebat
Cinta, kemarilah

Berbisik mendesau pucuk-pucuk pohon
Dalam sinar rembulan
Pengkhianat mencuri dengar
Takut, Sayang, jangan

Dengarkah engkau burung gereja
Oh, mereka memohon padamu
Dengan ratapan manis
Mereka memohon untukku

Mereka mengerti kerinduan batin,
mengenal sakitnya cinta
Menyentuh dengan suara peraknya
Tiap hati yang lemah

Biarlah dada menggerakkanmu juga
Cinta, dengarlah aku
Gemetar aku merindu menghadapmu
Mari, bahagiakanlah aku

12.05.11
~ translated by LV~Eisblume 

Puisi ini merupakan hasil iseng terjemahan gw (iseng loh ya jadi kalo ada kesalahan translate maafkan gw yg bhs Jermannya masih Sprache 2 ini..) dari karya Ludwig Rellstab yang judulnya Staendchen. Versi Jerman dari puisi ini tergabung dalam satu rangkaian kumpulan puisi berjudul "Schwanengesang" atau Nyanyian Angsa. Versi Jermannya juga telah dimusikalisasi oleh Franz Schubert.