(versi terjemahan dari puisi "die Schlesische Weber" karya Heinrich Heine)
Dalam mata yang suram tiada air mata
Mereka duduk pada mesin tenun dan menggeram
Jerman, kami tenun kain kafanmu
Kami tenun ke dalamnya kutukan tiga sisi -
Kami menenun, kami menenun!
Satu kutuk bagi Tuhan, yang padanya kami berdoa
Dalam musim dingin dan kelaparan
Yang ampunnya kami harap dan rindukan
Telah dia ganggu, usik, dan permainkan kami -
Kami menenun, kami menenun!
Satu kutuk bagi Raja, sang penguasa negeri
Yang tak mampu atasi derita kami
Memeras kami hingga keping terakhir
Menembaki kami seolah anjing-anjing -
Kami menenun, kami menenun!
Satu kutuk bagi tanah air palsu
Tempat di mana hina dan aib bertumbuh subur
Tempat di mana bunga-bunga dipetik terlalu awal
Tempat kemalasan dan kebusukan menyuburkan cacing-cacing -
Kami menenun, kami menenun!
Sekoci terbang, mesin tenun berbunyi keras
Sibuk menenun kami siang malam -
Jerman tua, kami tenun kain kafanmu -
Kami tenun ke dalamnya kutukan tiga sisi -
Kami menenun, kami menenun!
PS: karya ini adalah salah satu tulisan Heine yang terinspirasi dari latar belakang masa itu yakni Vormaerz. Sebelum revolusi di Jerman tahun 1848, tepatnya pada tahun 1844 terjadi suatu peristiwa di Silesia. Buruh penenun yang keadaannya semakin terdesak oleh kemajuan industrialisasi dan penggunaan mesin-mesin pengganti tenaga mereka memprotes pemilik pabrik hingga terjadi bentrokan dengan tentara yang menewaskan 11 orang. Terjemahan ini belum versi final, karena tadinya saya mau mengerjakan bersama teman saya, Mutiara, namun karena keterbatasan waktu dan belum sempatnya kami lanjutkan sehingga saya iseng-iseng melakukannya sendiri. Tapi terjemahan ini belum hasil akhir karena baru versi saya hehehe...:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar