31.7.13

Deutschland, 3. Schritt: Einpacken !!

Deutschland, 3. Schritt: Einpacken !!

Kalau semua berkas-berkas seperti paspor, visa, tiket, dll sudah siap, yang berikutnya dilakukan adalah hal yang paling bikin sebel gue kalau mau pergi: packing! Duhh... tau sendirilah gue nggak bisa banget packing dengan beres. Gue tipe yang selalu masukin barang yang gue takut bakal dibutuhkan padahal kadang-kadang ujung-ujungnya enggak. Gue juga tipe yang nggak mau keluar duit banyak pas di sana akhirnya bawa semuanya dari sini aja meskipun bikin koper berat dan penuh -___-a nggak berbakat banget nih jadi traveler, tapi ya mau gimana lagi kalau keterbatasan dana. Misalnya nih ya, di München nanti gue belum tahu apakah bakal dapat kamar yang ada dapur komplitnya atau dapur kosong tanpa alat masak. Katanya penyelenggara kursus, hal itu baru bisa ketauan pas gue udah sampai di sana. Nah, akhirnya gue memutuskan untuk bawa panci dan wajan teflon kecil. Padahal sebetulnya gue bisa aja nggak bawa terus mengandalkan makan menu-menu kantin. Tapi gue ogah banget berhubung sekali makan bisa sampai 5 Euro. Mending gue masak deh lebih hemat. Nah itu dia contoh gue yang membawa barang yang cuma bikin penuh koper doang.

Hal lain yang juga gue masukin di sana dan gak penting adalah: kostum mittelalter gue berikut hiasan rambut dan sepatunya! Hahaha... nggak penting super kan?? Yah, gue bawa ini sebetulnya karena memang ada rencana untuk ke festival Mittelalter bareng temen gue orang Jerman tanggal 15 Agustus (hari libur di München jadi gak ada kuliah yeyeye~). Padahal untuk festival itu gue gak wajib pakai kostum. Bisa aja gue memilih datang sebagai turis biasa dengan pakaian santai untuk jalan-jalan. Tapi ya gitu, gue nggak mau. Nggak afdol ah kalau ke festival mittelalter nggak pakai kostumnya juga (sama kayak ke festival Jepang gak pakai baju cosplay atau gaya Harajuku). Belum lagi teman gue ini seorang fotografer dan memang sedang cari model. Kali aja kaaaan~ (hueekk ... pede jaya -___-a).

Dengan banyaknya barang yang dibawa, akhirnya gue harus cari akal supaya koper gue muat dan gak terlalu berat (harus dibawah 30 kg, kalau perlu di bawah 20 kg deh..). Gue browsing dan menemukan situs ini: http://www.myromanapartment.com/travel-light-bag-pack-single-suitcase-month-trip/ . Bagus juga sih tipsnya. Gue ikuti tips ini dan berhasil, sekalipun kalau si penulis artikel itu memasukkan buku dalam kopernya, gue menggantinya dengan makanan instan dan alat masak, sementara buku gue bawa di ransel. Tapi sebetulnya bukan itu masalah utama gue. Masalah utama gue adalah memilih baju yang akan dibawa. Nggak seperti orang-orang lain, gue nggak mau tiap hari cuma pakai jeans, T-shirt dan jaket doang. Bosan banget. Padahal kesempatan ke Eropa di musim panas adalah salah satu kesempatan yang terbaik untuk bebas berekspresi dengan pakaian. Tidak seperti di sini yang kalau kita pakai tank top dan mini skirt aja udah disuit-suitin abang-abang ojek, di München asal nggak telanjang orang bodo amat sama pakaian kita. Lihat saja foto yang diambil di suatu weekend yang super panas di München ini: https://twitter.com/huwba/status/360790433539956737/photo/1

Balik lagi ke baju yang bakal gue bawa, akhirnya setelah browsing di sana sini gue menemukan beberapa tips oke. Ada tiga tips penting yang gue ikuti:

  • Ambil semua pakaian yang ingin kita bawa lalu buat kombinasi pakaian yang berbeda sebanyak mungkin.
  • Bawalah pakaian-pakaian yang bisa dikombinasikan dengan beberapa pakaian lain, bukan yang hanya bisa satu kombinasi saja.
  • Bawa pakaian tebal sesedikit mungkin di musim panas. Jika kedinginan lebih baik untuk mendobel pakaian daripada membawa sweater tebal atau jaket tebal.
Selain tiga tips ini, gue juga tanya ke teman gue yang orang München tentang cuaca dan suhu di sana selama bulan Agustus. Katanya, suhu tertinggi bisa mencapai 30°C lebih, tetapi bisa jatuh juga ke suhu terendah yaitu sekitar 16°C-18°C. Dia menyarankan agar gue membawa Pullover (Turtleneck) supaya nggak kedinginan pada suhu-suhu seperti itu. Teman gue yang lain menyarankan agar gue membawa satu jaket saja yang cukup hangat. 

Setelah terkumpul semua pakaian yang kira-kira gue mau bawa, berikutnya adalah mencoba membuat beberapa kombinasi pakaian. Gue berhasil membuat 26 kombinasi pakaian. Itu pun masih bisa lebih, tapi berhubung keterbatasan waktu akhirnya gue putuskan untuk mencukupkan dengan 26 kombinasi itu. Nah, berikut ini beberapa kombinasi yang gue buat:

Blazer + tank top merah + rok summer floral + topi + sepatu casual
baju andalan buat ngampus eheheheh.. :)


Long sleeved Tee + legging + red shawl + running shoes
Baju buat pas berangkat :)

Pink weatherproof jacket + red tank top + polkadot mini skirt + legging + wool hat + running shoes
Ini buat piknik ke Neuschwanstein kalau cuacanya bagus. Pas lagi acara sunbathing tinggal buka jaket sama leggingnya :)

Purple pullover + pink skinny jeans + running shoes
ini buat piknik ke Salzburg, karena daerahnya bergunung-gunung dan dingin :)

Secara keseluruhan pakaian yang gue bawa ada 4 kaos, 5 tank top, 1 blazer, 2 kardigan, 1 jaket weatherproof, 3 rok (satu panjang), 3 celana panjang, 1 jeans, 2 celana pendek, 1 dress untuk pergi ke gereja, 1 dress batik untuk acara penganugerahan piagam atau kalau ada Kulturabend, 2 piyama, 1 set kostum mittelalter, 1 sepatu casual, 1 wedges yang agak resmi, sisanya ada topi, shawl, handuk, undies dan toiletries plus alat masak dan beberapa makanan instan. Untuk berangkat gue akan pakai kaos lengan panjang, shawl, legging dan running shoes. Itu banyak banget sih setelah gue lihat-lihat, tapi akhirnya muat dan oke juga dibawa. Mudah-mudahan nggak melebihi kapasitas deh itu koper -__-a

Terus di ransel gue bawa apa ya?? Di ransel ada laptop beserta charger dan printilannya, kotak aksesoris seperti karet rambut dan jepit, kotak bekal dan tempat minum kosong, tas untuk kuliah, binder, tempat pensil, obat-obatan, kamus, suvenir untuk dibagi-bagi di sana, charger hp dan charger kamera. Gue juga bawa tas kecil satu lagi untuk berkas-berkas perjalanan, kamera, hp, notebook kecil, dan satu buku yang gak boleh ketinggalan banget karena itu buku yang menginspirasi gue banget untuk memperjuangkan perjalanan ini, judulnya The Sound of Munich karya Suzanne Nelson :)

Nah, demikianlah barang-barang yang gue bawa dan menghasilkan satu koper beroda ukuran sedang, ransel besar dan satu tas kecil hahaha.. sungguh tidak mencerminkan seorang traveler yang baik. Tapi ya memang gue bukan traveler ya.., gue mahasiswi biasa dengan kondisi ekonomi yang sangat "mahasiswa" juga hahaha.. :P





Tidak ada komentar:

Posting Komentar