19.3.11

Seandainya Saja Bisa... (curhatan seorang mahasiswi Sastra Jerman)

Hari ini saya mau cerita atau tepatnya numpang curcol. Setelah satu semester saya belajar di jurusan Sastra Jerman FIB UI, saya merasa bahwa apa yang saya dapat di sini sangat kurang dan belum maksimal. Saya merasa materi yang diberikan masih kurang padat dan belum mampu memenuhi keingintahuan saya yang besar mengenai Jerman. Saya tahu bahwa cara belajar mahasiswa memang berbeda dari siswa. Kita tidak lagi disuapi melainkan dianjurkan untuk mencari sendiri materi yang memang tidak diperdalam di kelas. Namun alangkah baiknya apabila di kelas pun diadakan sesi khusus untuk membahas materi-materi ini.

Yang sangat saya sesalkan, sesungguhnya kesempatan itu ada namun tampaknya tidak dimanfaatkan atau dimanfaatkan untuk hal lain yang bagi saya kurang penting. Di FIB para mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah wajib universitas maupun fakultas. Mata kuliah wajib universitas yang sudah saya dapatkan di antaranya MPKT A (ini semacam PKn, budi pekerti dan etika disatukan), MPK seni, MPK agama dan Bahasa Inggris. Setelah saya jalani, saya merasa keempat-empatnya tidak terlalu penting. Mengapa? MPKT A misalnya, saya merasa tujuan dari pembelajaran MPKT itu yakni membuat mahasiswa mampu bertindak dan berpikir dengan baik dan benar (sesuai ajaran etika, moral dan berpikir tepat dan logis) tidak tercapai. Pada akhirnya walaupun saya diceramahi di dalam kelas untuk beretika sesuai Pancasila dan lain-lain, saya tetap pada pendirian saya bahwa manusia bebas bertindak apa saja sejauh tidak merugikan orang lain. Toh dalam diskusi kelas pun saya selalu berseberangan dengan yang lain. Isi buku MPKT menurut saya terlalu berlebihan dan tidak efektif dalam penyampaian. Terlalu banyak hal yang ingin disampaikan tetapi tidak dapat dipadatkan. Yang lebih parah lagi, isi buku itu kadang-kadang bertentangan dengan pemikiran saya. Apa iya lalu saya harus dipaksa mengikutinya?
Kemudian dengan MPK seni, saya memilih kelas musik dan vokal. Ekspektasi saya adalah saya akan mendapat pengetahuan tentang musik dan sedikit mengenai praktiknya. Ternyata, karena sks nya hanya 1 pada akhirnya MPK seni tidak lebih dari teori-teori yang disampaikan dengan terburu-buru dan praktik yang kurang sekali. Nah, lain lagi masalahnya dengan MPK Agama dan MPK Bahasa Inggris. Kedua hal ini sudah saya dapat dan diulang-ulang dari SD. Masa harus belajar lagi? Agama itu urusan pribadi masing-masing orang dan lebih merupakan tanggung jawab bagi keluarga dalam pengajarannya. Bahasa Inggris, di kelas ini saya menemukan hal unik. Kemarin ketika saya menerima kembali hasil karangan saya, saya lihat bahwa di situ sama sekali tidak ada koreksi dari dosen. Saya tidak percaya karena selama satu semester belajar bahasa Jerman saya yakin bahwa bahasa Inggris saya amburadul. Ternyata benar, setelah saya ketik ulang di Ms Word dan saya cek tata bahasanya, ada beberapa bagian yang salah. Bagaimana bisa dosen tidak melihat dan tidak mengoreksi kesalahan sebanyak itu? -.-"

Saya ingin jika seandainya bisa, mata kuliah wajib universitas dihapuskan saja dan diganti dengan mata kuliah wajib jurusan sesuai yang telah kita pilih. Hal itu akan lebih baik. Para mahasiswa akan dapat lebih mendalami dan maksimal dalam menyerap ilmu di jurusannya. Atau setidaknya jumlah sksnya yang diperbanyak. Semester ini untuk Sastra Jerman hanya wajib mengambil 15 sks, itu pun 6 sks untuk mata kuliah wajib universitas. Berarti yang wajib jurusan hanya 11. Sangat kurang menurut saya. Mengapa? Karena jelas-jelas ada beberapa mata kuliah yang kekurangan jam. Buktinya mudah saja, dosen yang mengajar Perkembangan Kesusastraan (Pekasus) di kelas saya mengatakan bahwa ia tidak akan membahas sastra abad pertengahan karena waktunya kurang. Bayangkan! dari sekian panjang periode kesusastraan (abad 1-21) kita melompati abad pertengahan yang nota bene berlangsung dari abad 8-16. Delapan abad dilewati begitu saja padahal jelas sumbangan dari abad ini khususnya untuk zaman Klasik dan Romantik cukup besar! *geleng-geleng kepala* Seharusnya jam untuk mata kuliah ini bisa ditambah agar kita bisa membahas juga bagian yang dibuang tersebut.
Kemudian kelas PKJ, saya merasa bahwa materi sangat banyak namun tidak semua dapat dibahas di kelas. Banyak bagian-bagian penting yang dari tahun ke tahun semakin dikurangi (saya lihat ini dari catatan mahasiswa angkatan senior saya yang begitu lengkap sementara pada angkatan saya hal-hal tersebut tidak lagi disinggung). Bahkan di kelas B (saya di kelas A) banyak pertanyaan dalam kelas yang akhirnya tidak pernah terjawab. Jelas bahwa mata kuliah ini perlu ditambah sksnya sehingga mahasiswa dapat menyerap pengetahuan dengan maksimal.

Usul saya lagi, alangkah baiknya jika di jurusan Sastra Jerman ada mata kuliah wajib Mitologi Norse/Teutonic. Sebagaimana Sastra Perancis yang kebudayaannya berasal dari masa klasik (Romawi dan Yunani) mempelajari juga Mitologi Yunani, maka Sastra Jerman yang kebudayaannya berdasar pada mitologi Skandinavia kuno tentu perlu juga mempelajarinya. Sedikit banyak Mitologi Norse/Teutonic mempengaruhi atau menginspirasi banyak karya-karya sastra Jerman sampai sekarang. Sayang sekali jika tidak dipelajari. Gambaran tentang pengaruh ini mungkin dapat saya ceritakan sedikit. Dalam mitologi Norse/Teutonic ada suatu kisah yang disebut Edda atau Volsunga Saga. Kisah inilah yang kemudian disebut Nibelungenlied dalam sastra Jerman abad pertengahan. Nibelungenlied kemudian diubah menjadi opera tiga seri (Der Ring des Nibelung, Valkyrie, die Gotterdaemmerung) oleh Richard Wagner. Wagner ini merupakan komposer dan musisi ternama yang menjadi favorit dari Ludwig II von Bayern (yang membangun Neuschwanstein), Friedrich Nietzsche (filsuf besar Jerman) dan Adolf Hitler (diktator Jerman pada masa PD II). Nah, sedikit banyak pasti karya-karya Wagner berpengaruh pada mereka bertiga yang punya pengaruh dalam sejarah dan budaya Jerman.

Saya melihat salah satu universitas di Jerman yang memiliki jurusan Sastra Jerman (di sana disebut Germanistik) terbaik yaitu Universitas Freiburg di Baden-Wuerttemberg menuliskan hal-hal yang dipelajari dalam Germanistik itu. Termasuk di dalamnya perkembangan kesusastraan Jerman dari masa abad pertengahan sampai modern, telaah teks sastra termasuk yang ditulis dalam bahasa Jerman kuno (Althochdeutsch, Mittelhochdeutsch, Neuhochdeutsch), salah satu bahasa asing dari rumpun Skandinavia (Norwegia, Swedia, Denmark atau Eslandia), dan tentu saja Mitologi Norse/Teutonic. Seandainya jurusan Sastra Jerman tempat saya belajar juga melakukannya. Sayang sekali tidak. Atau mungkin memang sengaja tidak supaya saya nanti belajar lagi dan memperdalam hal-hal yang kurang ini di Universitas Freiburg? (AMIIIIINN...)

18 komentar:

  1. waw, kamu bneran waktu nulis itu baru kelar semester 1? Tapi pengetahuan kamu udah banyak banget. Aku ngambil Pendidikan Bahasa Jerman dan sekarang udah semester 5, gara2 dosenku dulu anak Sastra murni sekarang mahasiswa2nya kudu baca banyak buku sastra dan bahkan nulis Tugas Akhirnya tentang Goethe. Baca tulisan kamu aku jadi melongo banget, nggak ngerti tentang sejarah kesusastraan sampe segitunya.
    Oiya tulisanmu bagus, kritis dan dan nggak cuma asal ngomong tapi pake pengamatan beneran. Semoga terkabul ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo :) Iya, ini ditulis waktu semester 1, tapi pengetahuan tentang sastra itu sebetulnya aku nggak dapat di kelas. Aku memang kebetulan dari awal masuk Sastra Jerman sudah suka dengan sastra dan mitologi. Ternyata setelah berapa semester kemudian saya baru tahu kalau Sastra Jerman di Indonesia ini ternyata interkultural, jadi yang diajarkan hanya hal-hal yang sekiranya berguna untuk masyarakat Indonesia. Sedangkan saya tertarik dengan hal-hal yang lebih jauh dan rumit, makanya nggak nemu di sini. Oiya, terima kasih untuk komentarnya :)

      Hapus
  2. Aku pengen nnti kalo udh kuliah ambil sastra jerman

    BalasHapus
  3. aku juga mau ngambil sastra. tapi bisa nggak kakak kasih saran lebih baik jepang atau jerman karena keduanya sangat saya cintai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pilihlah yang lebih kamu sukai. Coba baca-baca dulu lebih banyak info tentang masing-masing negara.

      Hapus
  4. Kak, kakak menginspirasi saya untuk tetep bertahan memilih sastra jerman karna dengan tulisan kakak diatas membuat rasa tahu saya tentang jerman semakin besar. Do'akan saya agar bisa diterima di FIB Pendidikan Bahasa Jerman UPI dan Sastra Jerman di UNPAD. Trima kasih ya kak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga berhasil! Viel Erfolg :)
      Senang bisa menginspirasi walau hanya lewat tulisan :)

      Hapus
  5. Sudah lulus? Sekarang kegiatannya apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sudah lulus tahun 2014 kemarin. Sekarang bekerja di Goethe Institut, Pusat Kebudayaan Jerman di Jakarta.

      Hapus
  6. Hai kak, apa kabarr? dulu kakak masuk situu lewat jalur apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo :) Kabar baik. Aku lewat jalur PMDK (non test) dari jurusan Bahasa di SMA karena aku gak bisa Matematika atau Ekonomi / Akuntansi, jadi berusaha supaya nggak lewat SIMAK atau yang ada tes hitung-hitungnya :)

      Hapus
    2. Sore mbak "LV_Esiblune", saya mau kursuskan anak saya private dan intensif untuk bahas Jerman krn tahun 2018 rencana masuk StudenKollege (course M).Punya referensi guru private yang bagus ya??status msh mahasiswa sastra jerman juga ok. Kalo ada bs tlg info ke saya ya di KCIJKT2017@GMAIL.COM. trm kasih.Rudy

      Hapus
  7. Halo mbak...saya mau kursuskan anak saya bahasa jerman yang intensif dan private karena tahun depan mau coba masuk StudenKollege di Jerman. Punya referensi guru bahasa Jerman yang bisa ngajar private ya?? status msh mahasiswa sastra jerman juga boleh... Kalo ada tolong bisa email ke saya di : KCIJKT2017@GMAIL.COM ya...Terima kasih.Salam. Rudy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Pak Rudy, saya ada teman dekat yang sering kasih les ke anak-anak SMA maupun mahasiswa. Dia lulusan Sastra Jerman UI juga seangkatan saya. Tapi nanti saya tanyakan dulu apakah dia masih buka les privat atau tidak. Terima kasih.

      Hapus
  8. Di goethe institut bagian apa kak?

    BalasHapus
  9. Di goethe institut bagian apa kak?

    BalasHapus
  10. Hallo kak, ak baru baca tulisan kakak , saya masih 2 SMA jurusan bahasa , bahasa asing yang saya pelajari adalah bahasa jerman , saya tertarik dengan jerman , saya ingin melanjutkan kuliah di jerman tetapi saya masih bingung karena ada keadaan yang tidak memungkinkan , ohh iya kak saya mau tanya , apa bedannya Pendidikan bahasa jerman dan sastra jerman ya kak ? makasih ya , saya banyak sekali mendapat pengetahuan tentang jerman dari tulisan kakak , makasih ya

    BalasHapus
  11. Hai kak, aku tertarik dgn sasjer ui dan nyesel baru baca blog kakak hari ini. Ada yg bilang sasjer UI adalah segitiga bermuda FIB UI, apa bener?

    BalasHapus