- Aufklaerung = Age of Enlightenment = Era Pencerahan
- Yang dicerahkan dalam Aufklaerung: pemikiran manusia
- Definisi Aufklaerung menurut Immanuel Kant dalam artikelnya yang berjudul Beantwortung der Frage; Was ist Aufklaerung?:
"Aufklaerung ist der Ausgang des Menschen aus seiner selbstverschuldeten Unmuendigkeit. Unmuendigkeit ist das Unvermoegen, sich seines Verstandes ohne Leitung eines anderen zu bedienen. Selbstverschuldet ist diese Unmuendigkeit, wenn die Ursache derselben nicht am Mangel des Verstandes sondern der Entschliessung und des Mutes liegt, sich seines ohne Leitung eines anderen zu bedienen. Sapere aude! Habe Mut, dich deines eigenen Verstandes zu bedienen, ist also der Wahlspruch der Aufklaerung."
yang artinya: Pencerahan adalah jalan keluar bagi manusia dari ketidakdewasaan karena kesalahan sendiri. Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan seseorang untuk menggunakan rasio tanpa bimbingan orang lain. Kesalahan sendiri ini disebabkan bukan karena kekurangan dalam rasio/akal budi melainkan kekurangan dalam semangat dan keberanian untuk menggunakannya tanpa bimbingan orang lain. Beranilah menggunakan rasiomu! Demikianlah motto dari era pencerahan.
- Dalam definisi Aufklaerung dari Kant terkandung nilai tanggung jawab setiap manusia dalam penentuan nasib dan masa depannya masing-masing, kesadaran penuh dalam memilih dan bertindak serta tahu akan resiko yang dihadapi.
- Ciri khas zaman Aufklaerung di antaranya:
- Penggunaan rasio/akal budi untuk mengusahakan kebebasan dan kemajuan manusia
- Memudarnya kekuasaan mutlak gereja dan raja (absolutismus)
- Penentuan masa depan sendiri bagi setiap manusia (emansipasi)
- Tanggung jawab akan diri sendiri sehingga tidak berhak menyalahkan orang lain
- Individualisme --> setiap manusia istimewa
- Kebangkitan kaum Burgertum
- Masih menerapkan Absolutismus
- Absolutismus memiliki hal positif: berlakunya satu hukum, satu aturan dagang dan sistem mata uang (berbeda dengan feodalismus yang di setiap benteng/kerajaan kecil punya aturan sendiri2) ---> dagang jadi mudah ---> kemajuan pesat perdagangan.
- Berkembangnya masyarakat golongan menengah (Burgertum). Masyarakat ini adalah penduduk kota yang sudah ada sejak lama (Mittelalter) dan tidak berada di bawah kekuasaan raja mana pun. Banyak pula dari mereka adalah kaum petani yang dahulu terikat pada tuan tanah kemudian melarikan diri dan mencari kebebasan di kota. Kaum Burgertum terorganisasi dalam gilda-gilda, yang maju adalah gilda tukang bangunan (Freimaurer) dan pedagang (akibat dari poin no.2).
- Stadtluft macht frei = udara kota membebaskan --> pepatah yang terkenal di masa itu.
- Penduduk kota pada awalnya tidak memiliki kebudayaan karena dahulu pusat perkembangan kebudayaan berada di istana. Maka mereka yang telah memiliki banyak uang (dari perdagangan yg sukses) membangun kebudayaan yang maju. Mereka membuat kota-kota yang indah dengan segala kelengkapannya.
- Terjadi perubahan struktur golongan/tingkatan kasta dalam masyarakat dengan urutan: Jetzer (raja, bangsawan yang berpindah-pindah istana), Mittelsicht (Burgertum, penduduk kota yang memiliki penghasilan sendiri dan menjadi pendorong perubahan zaman. Dibagi lagi sesuai jumlah pendapatannya), dan Lapisan bawah (penduduk yang masih bergantung pada pemerintah dan belum memiliki penghasilan).
- Munculnya semangat memperjuangkan Liberte (kebebasan), Egalite (persamaan hak semua manusia/golongan) dan Fraternite (kemanusiaan dan persaudaraan antarmanusia, khususnya negara2 Eropa dalam menghadapi musuh dari luar). Semangat ini kemudian dijadikan semboyan Revolusi Prancis (1789) yang menjadi puncak usaha masyarakat Eropa menggulingkan kekuasaan mutlak raja dan paham Absolutismus.
- Golongan Burgertum yang ingin membebaskan dirinya kemudian berusaha untuk tampil menjadi agen-agen perubahan zaman menggantikan golongan bangsawan dari era feodalismus dan absolutismus. Mereka mengandalkan dorongan dari diri sendiri dan menggunakan akal budinya serta berpegang pada individu (perbaikan nasib/penentuan masa depan tidak lagi tergantung pada orang lain atau institusi, bukan lagi paham Gott gewollt).
- Golongan burgertum menghasilkan pemikiran-pemikiran baru dan pembaharuan yang diawali di bidang filsafat, kemudian ilmu pengetahuan dan diikuti sastra serta seni.
- Pemikiran-pemikiran baru ini menggantikan ide-ide lama (feodalismus, absolutismus). Di masa ini manusia menyukai sesuatu yang praktis dan bermanfaat.
- Manusia menggunakan rasionya untuk mengembangkan peralatan dan cara-cara (teknik) yang dapat mempermudah pekerjaannya. Mereka juga mengembangkan ilmu (logos) untuk melawan hukum alam, spt: pesawat yang melawan gravitasi.
- Perkembangan ini memunculkan cabang ilmu baru yang disebut dengan Teknologi (ilmu yang mempelajari cara-cara). Berkembangnya teknologi kemudian mendorong terjadinya revolusi industri dan industrialisasi.
- Ditemukannya dan ditelitinya ilmu pengetahuan seperti kedokteran, dunia medis dan biologi memungkinkan manusia mengatur kehidupannya. Kehidupan bergeser dari di tangan Tuhan menjadi diatur oleh manusia. Manusia mulai mempertanyakan tentang Tuhan dan tidak ingin lagi terikat pada dogma gereja yang cenderung dianggap tidak masuk akal. Manusia menganggap agama jadi urusan pribadi dan muncul sekulerisme.
1. Rene Descartes
- Filsuf Perancis dari kaum Burgertum (Bourgeouis)
- Pernyataan penting: corgito ergo sum (ich denke also bin ich = saya berpikir, maka saya ada).
- Berpikir --> menggunakan akal budi dan punya rasa ingin tahu, ada ---> eksis, mengolah pemikiran secara kritis.
- Semakin banyak manusia meragukan sesuatu maka semakin nyata bahwa ia ada (La Doubte Methodique). Semakin banyak meragukan sesuatu dan membuat pertanyaan maka ia akan semakin menemukan jawaban yang terbaik.
- Pemikiran ini adalah pemicu dari pemikiran dan ide-ide tentang pemakaian rasio di era Aufklaerung.
- Filsuf dan ahli matematika kelahiran Leipzig
- Pernyataan: 1. dunia yang diciptakan Tuhan ini merupakan dunia/kemungkinan yang terbaik dari segala dunia/kemungkinan yang ada. 2. Manusia harus mengembangkan dan memiliki keinginan yang berasal dari akal budinya.
- Mempelajari metafisika
- Menemukan kalkulus dan integral, hipotesis physica nova, sistem hexagram, bilangan biner (0 dan 1) dan mengembangkan prototipe mesin hitung (cikal bakal komputer).
- Menyatakan Monadologi (alam semesta / makhluk hidup terdiri dari monad-monad ciptaan Tuhan ---> spt atom pada benda).
- Menyatakan tentang pembagian 2 dunia: ide (yang tak tampak, abstrak) dan materi (yang tampak, nyata).
- Mendirikan institusi pendidikan di Prusia dan mendorong penelitian tentang kesehatan.
- Lahir di Koenigsberg dan dibesarkan dalam suasana pietist (ajaran Lutheran yang mengutamakan kesederhanaan, suasana haru, dan turut menderita serta peduli pada kaum papa).
- Belajar filsafat dan teologi
- Menempatkan manusia sebagai subyek
- Menulis Kritik der Reinen Vernunft (1781) ---> tentang pemahaman alam dan moral dengan akal budi, pembagian pengetahuan menjadi a priori dan a posteriori, menjelaskan bahwa hukum alam merupakan sistem yang digunakan manusia untuk menjelaskan tentang alam, manusia memiliki pengetahuan moral dari hukum moral (hati nurani manusia).
- Menulis Kritik der praktischen Vernunft (1788) ---> eksis tidaknya Tuhan keduanya tidak dapat dibuktikan. Namun Tuhan tetap dibutuhkan oleh manusia.
- Menulis Kritik der Urteilskraft (1790) ---> dalam mengambil keputusan hendaknya manusia menggunakan hukum moral dan pertimbangan humanis.
- Menulis Grundlegung der Metaphysik der Sitten (1785) ---> 1. Hipotesis Imperatif 2. Imperatif Kategoris. Manusia sejak lahir memiliki beberapa kategori, cth: ruang dan waktu
SASTRA dan SENI:
- Buku sangat sulit didapat karena mahal dan jarang. Golongan menengah masih sulit mendapatkannya dan tidak banyak perpustakaan.
- Usaha: mengadakan pembacaan buku bersama-sama dan membahasnya di sebuah ruangan tempat berkumpul yang disebut salon. Muncul kultur salon di mana masyarakat banyak bertanya jawab satu sama lain dan belajar. Membangun banyak perpustakaan di kota. Menerbitkan tabloid dan majalah
- Perkembangan seni dimulai dengan pembangunan teater nasional dan gedung-gedung pertunjukan yang memisahkan penonton dan pemain sehingga penonton dapat melihat ilusi panggung.
- Wanita mulai memiliki peran di bidang sastra dan seni.
1. Sophie von La Roche ---> pengarang wanita pertama, pelopor kultur salon.
2. Johann Christoph Gottsched ---> mendirikan teater pertama, menulis drama dengan tujuan didaktik, menerbitkan surat kabar pertama di Jerman.
3. Gotthold Ephraim Lessing ---> mengembangkan nationaltheater, menulis drama Jerman pertama: Minna von Barnhelm, menulis karya terkenal tentang toleransi beragama dan Ringparabel: Nathan der Weise
Tidak ada komentar:
Posting Komentar