Jadi di sini gue mau cerita tentang sebuah situs pertemanan yang sedikit banyak sudah mewarnai hari-hari gue yang sepi ini (lebay!) bahkan mengubah hidup gue (lebih lebay lagi!) hahahaa... Sebetulnya gue udah lupa darimana gue tahu situs Interpals.net ini. Kalau nggak salah sih dari teman yang juga suka main di tempat semacam ini. Situs ini pada awalnya dibuat untuk mencari sahabat pena dari seluruh dunia. Hmm.. kebetulan gue suka tukeran kartu pos dan koleksi perangko, jadilah situs ini cocok untuk gue. Tetapi setelah gue main di situ beberapa saat, gue justru berpikir bahwa situs itu lebih cocok untuk mencari teman dari berbagai negara secara umum (tidak harus penpal) dan yang paling penting, itu situs untuk bertukar bahasa :)
Gue lupa kapan pertama kali gue sign up di Interpals, kalau nggak salah sih sekitar awal masuk SMA gitu. Waktu itu profile gue namanya "LVEisblume", sama seperti nama di blog ini. Agak lupa sih waktu itu siapa aja yang jadi teman gue. Yang jelas gue dapat teman 2 cewek orang Jerman yang sampai sekarang masih berhubungan, namanya Sabrina dan Mimi. Sabrina ini akhirnya jadi teman email gue, meskipun akhir-akhir ini dia sibuk banget jadi kita udah jarang email-emailan -.-a Kalau Mimi ini asyik orangnya, soalnya dia berminat banget sama bahasa Indonesia. Bahkan dia fans beratnya Ariel NOAH. Jangan tanya gue dia tau darimana, karena gue bukan yang ngenalin ke dia hahaha... Jadilah partner belajar bahasa yang asyik, karena kebetulan gue juga belajar bahasa Jerman. Rencananya sih gue dan dia mau ketemu nanti di Jerman. Dia bakal datang naik kereta dari Leonberg, kota tempat tinggalnya. Hmm.. mudah-mudahan jadi ya.. :)
Nah, tapi profil gue dengan nama "LVEisblume" ini akhirnya gue hapus, karena pada saat itu tiba-tiba aja banyak banget teman gue yang udah lama gak main di Interpals. Gue pun sibuk dengan sekolah (tahulah SMA gue beratnya kaya apa) dan akhirnya nggak kepegang. Gue nggak enak sama teman-teman yang suka kirim pesan dan gak gue bales-bales, akhirnya daripada gue bingung, mending gue kabur sajaa.. hehee.. (duh, jangan ditiru ya sodara-sodara). Beberapa saat nggak bermain Interpals, ternyata gue kangen berat sama pertemanan internasional yang memang "beda". Gimana bedanya nanti gue ceritakan. Pada akhirnya gue pun memutuskan untuk membuat akun baru di Interpals. Di sini gue bertransformasi menjadi "Frouwelinde" hehehee... Gue berubah dari anak polos baik-baik yang selalu kabur tiap kali dikirimin pesan *piiiip* sama orang menjadi seorang penganut subkultur medieval Eropa yang lebih menarik. Seorang Scorpio memang paling ahli bertransformasi hehehe...
Bagaimanakah si Frouwelinde itu?? Gue susun sebuah profil baru yang tampilannya berbeda. Kalau dulu superngebosenin banget karena warnanya item doang, sekarang profil gue lebih berwarna. Kalau dulu isinya pengenalan singkat doang, sekarang lebih variasi. Gue isi profilnya dengan kisah-kisah khayalan gue kalau seandainya gue pernah hidup di masa lalu. Tulisan ini sebetulnya khayalan total, tapi cukup sukses menarik orang untuk mampir walaupun sekedar berkomentar. Kebanyakan dari mereka menyangka gue percaya dengan yang namanya reinkarnasi. Hmm.. tentu saja tidak, karena pemahaman gue berbeda dari reinkarnasi. Terus di bagian bahasa yang dipelajari, hmm.. agak nekat nih. Kalau dulu gue isi Jerman beginner dan English intermediate, sekarang gue nekat dengan pasang English fluent dan Jerman advance :) Di bagian bahasa yang gue pelajari diisi bahasa Norwegia dan Rusia, tadinya mau dimasukin lagi bahasa Polandia, tapi entar dulu ahh.. yang gampang aja belum beres mau mulai yang susah hahahaa... Oh iya, perubahan bahasa itu berkaitan dengan gue yang telah bertransformasi dari cuma Germanophile menjadi Germanophile, Scandinavophile dan Slavophile hehehee... :P Semua itu akarnya sama kok, kultur medieval yang gue ikuti. Dan gue senang karena setidaknya sekarang gue tahu di mana posisi gue dalam peta identitas internasional. Kalau dulu, pas zaman ababil gue nggak jelas termasuk di golongan apa, sekarang gue sudah bisa menggolongkan diri ke medieval lover ini :)
Yang gue suka dari Interpals? Hmm... banyak sih sebetulnya. Gue akui memang kata-kata seorang teman gue bener, yang bilang kalau Interpals anggotanya banyak yang alay dan sombong-sombong. Tetapi itu ada sebabnya. Yang alay itu rata-rata para weeabo, freak Kpop tingkat dewa atau otaku animanga yang udah akut. Gue juga males sih temenan sama orang-orang ini, habisnya yang diomongin cuma anime manga Kpop doang. Kalau yang sombong, gue maklum sih, emang banyak yang jadi begitu karena di Interpals suka banyak yang nggak sopan. Nanti gue cerita nih soal ketidaksopanan ini. Sekarang yang gue suka dulu. Jadi, di Interpals ini kalau sekalinya dapat temen tuh bisa beneran temenan :) Dan nggak tahu kenapa ya, mereka tuh omongannya sekalinya berbobot ya bisa berbobot banget. Mungkin gue ya yang kurang pergaulan di Indonesia, sampai gue bisa berpikir kalau di Indonesia gue belum pernah bertemu dengan orang yang bisa ngobrol soal-soal begitu. Gue jadi merasa nyambung banget :') Bukan berbobot aja, bahkan mereka banyak yang bisa membalikkan pendapat gue dan memberikan sudut pandang baru. Nah, ini nih yang bisa membantu gue jadi lebih maju.
Tapi di sisi lain ada juga negatifnya situs ini. Nggak jauh-jauh dari situs pertemanan lainnya, banyak yang pervert! dan maaf aja, bukannya mau rasis, tapi kebanyakan mereka orang Arab dan Afrika. Orang Turki juga banyak. Astaga kalau mereka kirim pesan tuh langsung sok kenal sok dekat gitu pakai panggilan "cutie", "baby", dll. Belum apa-apa udah minta temenan, padahal kenal aja belum ckckckck.. Terus kalau diiyain nih friend requestnya, mereka suka maksa. Kayak kemarin gue ketemu orang dari Pakistan yang ngajak Skype-an. Eh dia maksa telepon terus loh minta video call. Hiiy.. mending ganteng, ini nyeremin dan superpervert. Males juga kan kalau diajak video-an terus baru nyala belum apa-apa gambarnya udah *piiiip*. Berkebalikan dari orang-orang ini, berdasarkan pengalaman gue ada dua kelompok orang yang paling sopan, yaitu orang Jepang (cowoknya) dan orang-orang Eropa kebanyakan. Mereka sopan banget, kalau mau ngajak temenan nyapa dulu, kenalin diri dulu, dan tanya beberapa hal sama kita. Mereka nggak langsung minta temenan atau maksa pengen video call -.-a Jadi semakin respek gue :)
Yang bikin males lagi tuh kalau ada orang Indonesia datang ke profil gue dan ngajak ngobrolnya bahasa Indonesia terus dangkal-dangkal gak jelas gitu kayak nanya kuliah di mana, udah ada yang punya belum, ckckckck.. Woyy.. gue di sini mau belajar bahasa, jangan ngajak ngobrol bahasa Indonesia lah -.-a mana obrolannya nggak penting pula hmmm...
Yah, begitulah pengalaman gue dengan Interpals.net. Lumayan mewarnai hari-hari gue dan bikin belajar hehee.. :)
by LV~Eisblume
Tampilkan postingan dengan label random. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label random. Tampilkan semua postingan
3.7.13
17.6.13
Ia yang Menjelma
Bagaimana jika sang Raja Mimpi telah menjelma jadi sosok yang berbeda? Maksudku, masa lalu dan masa kini hanya dimensi berbeda, bukan? Demikian pula dengan kenyataan dan khayalan. Mungkin saja ia yang kutemui itu sesungguhnya sang Raja Mimpi. Ia sudah terlampau lelah mendiami istananya di tanah impian sana. Ia mencari tantangan baru. Dan ia begitu berbeda, sudah tidak pengecut lagi. Tetapi impiannya masih sama, mewujudkan kerajaan ideal abad pertengahan pada waktu yang bukan zamannya lagi. Ia tidak terlalu menyukai komposer antisemit itu, atau dongeng-dongeng dari utara, karena ia telah menyaksikan sendiri sisi gelap dari semua itu. Ia menyaksikan sendiri penderitaan yang sama yang ditelurkan oleh kekuasaan kerajaan yang dibencinya, yang mengalahkan kerajaannya dan merampas tahtanya.
Ia masih berkeyakinan kuat pada yang Tiga tetapi Satu, tetapi tidak seperti dulu. Dulu ia menggambarkan diri sebagai raja ideal yang telah ditunjuk sebagai wakil di dunia, seperti era abad pertengahan. Sekarang ia sedikit terbuka dengan zamannya dan mulai mencoba petualangan-petualangan baru, termasuk mencoba yang paling rahasia. Apa yang paling membuatku yakin ia telah menjelma jadi sosok lain adalah tentang cintanya pada legenda ksatria angsa. Kini ksatria angsa tak lagi berlayar di atas punggung putih angsa raksasa yang berbulu lembut. Ksatria angsa adalah jelmaan dari sekawanan angsa yang terbang menyongsong langit, menyongsong kemenangan. Dahulu, ksatria angsa yang dikaguminya adalah keturunan ksatria cawan suci yang mencari benda misteri itu ke pelosok bumi. Ksatria angsanya kini berusaha melindungi kekuasaan cawan suci itu.
Raja Mimpi mencintai kedamaian, tetapi kini ia berani berperang demi mempertahankan kedamaian itu. Aku dan dia memiliki lawan yang sama. Awalnya bagiku bukan lawan, hanya saja semakin lama mengenal, aku semakin tidak suka. Dan Raja Mimpi juga tidak suka. Tentu ia tidak ingin peninggalan budayanya yang megah lagi indah tergusur begitu saja oleh mereka, yang tampak tidak menyukainya. Ia tidak menyukai dominasi, meski dominasi adalah damai, karena ia tidak bebas berada di tanah milik musuh-musuhnya.
Apa yang jadi impiannya sekarang, telah begitu berbeda dari yang dulu. Dulu ia berusaha membangun kastil-kastil megah sebanyak mungkin, perwujudan dunia abad pertengahan yang ideal baginya. Sekarang, ia hanya ingin membangkitkan kembali kekuatan sepasukan ksatria angsa bersayap yang pernah jaya menumpas musuh-musuhnya di era yang lampau. Kini musuhnya datang lagi, mulai hendak merebut tanah dan warisan budayanya, dan ia hendak siapkan ksatria-ksatria angsa itu untuk memulangkan mereka ke tanah asalnya yang panas.
Ia masih berkeyakinan kuat pada yang Tiga tetapi Satu, tetapi tidak seperti dulu. Dulu ia menggambarkan diri sebagai raja ideal yang telah ditunjuk sebagai wakil di dunia, seperti era abad pertengahan. Sekarang ia sedikit terbuka dengan zamannya dan mulai mencoba petualangan-petualangan baru, termasuk mencoba yang paling rahasia. Apa yang paling membuatku yakin ia telah menjelma jadi sosok lain adalah tentang cintanya pada legenda ksatria angsa. Kini ksatria angsa tak lagi berlayar di atas punggung putih angsa raksasa yang berbulu lembut. Ksatria angsa adalah jelmaan dari sekawanan angsa yang terbang menyongsong langit, menyongsong kemenangan. Dahulu, ksatria angsa yang dikaguminya adalah keturunan ksatria cawan suci yang mencari benda misteri itu ke pelosok bumi. Ksatria angsanya kini berusaha melindungi kekuasaan cawan suci itu.
Raja Mimpi mencintai kedamaian, tetapi kini ia berani berperang demi mempertahankan kedamaian itu. Aku dan dia memiliki lawan yang sama. Awalnya bagiku bukan lawan, hanya saja semakin lama mengenal, aku semakin tidak suka. Dan Raja Mimpi juga tidak suka. Tentu ia tidak ingin peninggalan budayanya yang megah lagi indah tergusur begitu saja oleh mereka, yang tampak tidak menyukainya. Ia tidak menyukai dominasi, meski dominasi adalah damai, karena ia tidak bebas berada di tanah milik musuh-musuhnya.
Apa yang jadi impiannya sekarang, telah begitu berbeda dari yang dulu. Dulu ia berusaha membangun kastil-kastil megah sebanyak mungkin, perwujudan dunia abad pertengahan yang ideal baginya. Sekarang, ia hanya ingin membangkitkan kembali kekuatan sepasukan ksatria angsa bersayap yang pernah jaya menumpas musuh-musuhnya di era yang lampau. Kini musuhnya datang lagi, mulai hendak merebut tanah dan warisan budayanya, dan ia hendak siapkan ksatria-ksatria angsa itu untuk memulangkan mereka ke tanah asalnya yang panas.
6.6.13
Pendapat Mereka tentang Multikulturalisme (percakapan via Interpals dengan beberapa orang Eropa)
"Seseorang yang sungguh-sungguh mendukung dan memperjuangkan multikulturalisme seharusnya tidak akan senang apabila suatu hari nanti semua orang di wilayah tempat tinggal mereka menjadi sama dengan mereka," - own quote
Sebetulnya percakapan di Interpals ini terjadi tidak sengaja karena saya sedang malas membicarakan hal-hal berat seperti ini apalagi di musim ujian begini. Akan tetapi ujian wacana di hari Jumat yang salah satu temanya wacana Multikulti mendorong saya untuk iseng bertanya kepada beberapa orang yang kebetulan hadir menemani saya di Interpals semalam (berasa acara talkshow ajaa...). Saya perkenalkan dulu para narasumber saya (nama disamarkan). Pertama, ada E, teman saya berusia 23 tahun asal Norwegia. Ia bekerja di sebuah minimarket. Orangnya baik tapi pemalu. Berasal dari kota superkecil di utara Norwegia yang nyaris nggak ada apa-apanya untuk ukuran orang Jakarta. Kedua, ada C, teman saya asal Norwegia juga, umurnya 24 tahun. Pecinta game dan film. Lulusan sekolah hospitality yang akhirnya gonta-ganti kerjaan melulu. Penganut Asatru atau paganisme Norse yang masih percaya pada dewa-dewi seperti Odin, Thor dan Freyja. Teman yang ketiga bernama T, asal München, Jerman. Mahasiswa teknik berumur 23 tahun yang kuliah di Inggris. Jemaat gereja Kristen yang sangat religius. Teman yang terakhir bernama S, mahasiswa hukum berusia 21 tahun asal Polandia. Penganut Katolik yang juga masih religius.
Sebelum masuk ke inti obrolan saya dengan mereka, ada baiknya saya buat peringatan dulu:
WARNING!! TULISAN DI BAWAH BERPOTENSI MEMICU KOMENTAR-KOMENTAR BURUK BERNADA SARA KHUSUSNYA UNTUK ORANG-ORANG INDONESIA YANG BELUM BISA MENYIKAPI PERSOALAN SECARA DEWASA! HANYA UNTUK ORANG YANG SABAR DAN OPEN MINDED! KOMENTAR MEREKA BERDASARKAN PENGALAMAN, JADI BUKAN MENGGENERALISASI SEMUA GOLONGAN YANG DIMAKSUD!
Ok, jadi intinya, pertanyaan saya cuma satu: bagaimana pandangan kalian terhadap kaum imigran di Eropa?
Jawaban dari E:
E: aku tidak pernah bermasalah dengan kaum imigran karena negara asal mereka. Tetapi jika boleh jujur, aku kurang suka dengan sikap semena-mena mereka. Aku tidak mau rasis, tetapi sepanjang aku bekerja di mini market, ada beberapa orang dari Eropa Timur dan Afrika yang suka membeli barang dalam jumlah banyak (memborong) tanpa mempedulikan peringatan karyawan toko bahwa jika mereka memborong, akan sulit menunggu sampai barang itu direstock, berhubung letak kota yang terpencil. Menurutku itu sangat tidak sopan dan semena-mena. Apalagi mereka membelinya untuk dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.
Gue: Di Indonesia banyak kok orang yang beli banyak buat dijual lagi, tetapi biasanya ada kontraknya.
E: Mereka tidak pakai kontrak di sini, dan gara-gara mereka, banyak masyarakat lokal yang kehabisan barang.
Jawaban dari C:
C: Tergantung. Di negaraku banyak imigran asal Asia yang sangat rajin dan mau bekerja. Dengan mereka aku tidak masalah. Akan tetapi masalah justru muncul dari kaum imigran yang datang karena cari suaka.
Gue: Cari suaka?
C: Iya, pemerintah kami begitu takut dicap tidak membela HAM atau tidak cinta damai maka dari itu mereka bersedia menerima kaum imigran yang di negara asalnya terancam. Masalahnya, banyak dari mereka yang malas bekerja dan mengharapkan dari uang tunjangan pemerintah yang asalnya dari pajak kita. Itu belum seberapa, karena beberapa dari mereka sering berbuat tidak benar pada para wanita lokal. Mereka melakukan pelecehan seksual pada wanita-wanita tersebut. Bahkan kita punya satuan khusus pengaman bernama "Natteravn" yang secara sukarela membantu dan melindungi wanita-wanita yang terpaksa harus keluar pada malam hari di wilayah-wilayah tidak aman.
Nah, sebagai tambahan, pada percakapan-percakapan sebelumnya, C pernah cerita ke saya kalau para imigran ini suka makan tempat, mengambil lowongan pekerjaan yang ada untuk orang lokal. Banyak perusahaan lebih suka mempekerjakan imigran karena mereka lebih murah dibanding lulusan sarjana yang mahal. Di lain kesempatan, C pernah share link ke saya tentang tindakan kaum imigran asal Afghanistan bernama Afdar Qadeer Bhatti yang sibuk berorasi di muka umum dan mengancam akan melakukan terorisme pada warga sipil di sana jika pemerintah Norwegia tidak menarik pasukan dari Afghanistan. Waktu itu linknya ada di sini http://www.youtube.com/watch?v=w284HgHsO5Y tetapi oleh pihak Youtube sudah ditarik karena banyak yang protes tentang copyrightnya. C juga pernah cerita kalau dia pernah berantem sama orang asal Maroko, karena orang tersebut mengatakan bahwa keyakinan C hanya dongeng dan memaksa dia untuk percaya "yang benar" menurut orang tersebut.
Jawaban dari T:
T: Selama orang itu mau bekerja dan mau berintegrasi serta menghargai kebudayaan Jerman, mereka akan disambut dengan ramah. Tetapi bagi mereka yang tidak mau berintegrasi, hanya memanfaatkan penduduk lokal, dan tidak mau menerima norma-norma masyarakat yang berlaku di Jerman sebaiknya tinggal saja di negaranya. Ada banyak imigran di Jerman yang menolak berintegrasi dengan budaya Jerman karena agamanya. Sangat disayangkan, karena hal ini bisa memicu konflik di masa depan.
Jawaban dari S:
S: Aku tidak menyukai beberapa imigran dari Arab dan Turki. Kamu bisa lihat sendiri di situs ini banyak dari mereka yang senang menggoda wanita. Baru saja mulai bicara sudah menyapa dengan "hi cutiee" atau semacamnya. Orang-orang ini sepertinya hanya ingin seks, karena di negara mereka hal itu haram. Di negara-negara Slavia, kami tidak segan-segan meladeni mereka di jalan, kalau mereka mengajak berantem. Tentang multikulturalisme di Jerman, aku kebetulan berada di sana ketika ada pertandingan sepak bola Jerman vs Turki. Banyak sekali orang Turki di sana, sementara hanya sedikit orang Jerman yang tampak bangga mengibarkan bendera. Mereka seperti takut dengan rombongan orang Turki tersebut, bahkan di negaranya sendiri!
Saya hanya mengangguk-angguk sambil berpikir mungkin orang-orang yang saya temui memang rasis dan punya prasangka buruk terhadap beberapa golongan. Tetapi kemudian saya ingat-ingat lagi, apa yang saya lihat di kompleks apartemen saya beberapa minggu lalu. Lima puluh imigran ilegal asal Iran dan Nigeria ditangkap karena tidak punya dokumen resmi. Oh? Mereka ilegal? Pantas saja di sekeliling saya tiba-tiba banyak sekali kaum mereka. Tiba-tiba saya ingat punya pengalaman tidak enak dengan mereka. Pernah suatu kali saya beli air botolan di sebuah toko di lantai bawah. Kira-kira waktu itu pukul 22.00. Baru sampai di pintu toko, saya dilihatin dan disuit-suitin sama para imigran itu, yang kebetulan lagi merokok di meja-meja dekat toko itu. Pernah lagi ketika belanja di supermarket, tiba-tiba ada yang mendekat terus manggil-manggil pakai kata "beautiful", "cutie" dan semacamnya. Di hari lain, saya memergoki salah satu dari mereka memukuli orang Indonesia dekat parkiran mobil. Setelah mereka diciduk aparat tiba-tiba saya bisa santai dan aman-aman saja ketika malam hari harus turun beli ini itu. Tidak ada yang menggoda atau melecehkan.
Jadi? Masihkah saya disebut rasis dan diskriminatif jika saya tidak suka dengan keberadaan mereka di negara saya? Masihkah teman-teman saya di atas dikatakan rasis dan diskriminatif jika berkata demikian? Menyimpulkan pengakuan mereka, saya bisa bilang bahwa banyak kaum imigran yang tidak tahu terima kasih. Sudah diperbolehkan tinggal dan menerima tunjangan tetapi kelakuannya semena-mena. Sama seperti mereka yang tertangkap di Indonesia kemarin. Sudah numpang, tetapi merugikan masyarakat Indonesia. Lalu agama dijadikan alasan untuk tidak mau integrasi. Menurut saya, hal itu tidak dibenarkan, karena mereka pindah ke negara yang awalnya monokultur itu atas kesadaran sendiri. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Jika mereka memilih tinggal di negara tersebut mereka harus bersedia mengikuti aturannya. Berbeda dengan Indonesia yang pada dasarnya sudah beragam. Segala aturan yang dibentuk harus menjamin semua golongan masyarakat.
Jika tidak merasa terjamin, mereka mengatakan pemerintahnya diskriminatif atau warganya rasis. Mereka mengaku memperjuangkan multikulturalisme. Apa betul yang diperjuangkan itu multikulturalisme? Saatnya memikirkan ulang perenungan saya yang berbuah kutipan di atas. "Orang yang sungguh-sungguh memperjuangkan multikulturalisme tidak akan senang jika suatu hari nanti semua orang di wilayah tempat tinggalnya menjadi sama seperti dirinya." Saya berasumsi, para imigran yang menolak integrasi ini akan sangat bahagia jika mereka bisa mengubah negara yang mereka datangi menjadi sepaham dengan mereka, menerima budaya mereka, mengadopsi, bahkan mungkin mempercayai hal yang sama dengan mereka. Hal ini tampak pada keengganan mereka untuk berintegrasi, artinya mereka masih lebih banyak condong untuk mencintai budaya akarnya. Selanjutnya, silakan pikir kesimpulannya sendiri.
Tulisan ini jangan diambil hati. Isinya cuma pendapat beberapa orang. Ini negara demokrasi, bebas berpendapat.
~ LV~Eisblume
Sebetulnya percakapan di Interpals ini terjadi tidak sengaja karena saya sedang malas membicarakan hal-hal berat seperti ini apalagi di musim ujian begini. Akan tetapi ujian wacana di hari Jumat yang salah satu temanya wacana Multikulti mendorong saya untuk iseng bertanya kepada beberapa orang yang kebetulan hadir menemani saya di Interpals semalam (berasa acara talkshow ajaa...). Saya perkenalkan dulu para narasumber saya (nama disamarkan). Pertama, ada E, teman saya berusia 23 tahun asal Norwegia. Ia bekerja di sebuah minimarket. Orangnya baik tapi pemalu. Berasal dari kota superkecil di utara Norwegia yang nyaris nggak ada apa-apanya untuk ukuran orang Jakarta. Kedua, ada C, teman saya asal Norwegia juga, umurnya 24 tahun. Pecinta game dan film. Lulusan sekolah hospitality yang akhirnya gonta-ganti kerjaan melulu. Penganut Asatru atau paganisme Norse yang masih percaya pada dewa-dewi seperti Odin, Thor dan Freyja. Teman yang ketiga bernama T, asal München, Jerman. Mahasiswa teknik berumur 23 tahun yang kuliah di Inggris. Jemaat gereja Kristen yang sangat religius. Teman yang terakhir bernama S, mahasiswa hukum berusia 21 tahun asal Polandia. Penganut Katolik yang juga masih religius.
Sebelum masuk ke inti obrolan saya dengan mereka, ada baiknya saya buat peringatan dulu:
WARNING!! TULISAN DI BAWAH BERPOTENSI MEMICU KOMENTAR-KOMENTAR BURUK BERNADA SARA KHUSUSNYA UNTUK ORANG-ORANG INDONESIA YANG BELUM BISA MENYIKAPI PERSOALAN SECARA DEWASA! HANYA UNTUK ORANG YANG SABAR DAN OPEN MINDED! KOMENTAR MEREKA BERDASARKAN PENGALAMAN, JADI BUKAN MENGGENERALISASI SEMUA GOLONGAN YANG DIMAKSUD!
Ok, jadi intinya, pertanyaan saya cuma satu: bagaimana pandangan kalian terhadap kaum imigran di Eropa?
Jawaban dari E:
E: aku tidak pernah bermasalah dengan kaum imigran karena negara asal mereka. Tetapi jika boleh jujur, aku kurang suka dengan sikap semena-mena mereka. Aku tidak mau rasis, tetapi sepanjang aku bekerja di mini market, ada beberapa orang dari Eropa Timur dan Afrika yang suka membeli barang dalam jumlah banyak (memborong) tanpa mempedulikan peringatan karyawan toko bahwa jika mereka memborong, akan sulit menunggu sampai barang itu direstock, berhubung letak kota yang terpencil. Menurutku itu sangat tidak sopan dan semena-mena. Apalagi mereka membelinya untuk dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.
Gue: Di Indonesia banyak kok orang yang beli banyak buat dijual lagi, tetapi biasanya ada kontraknya.
E: Mereka tidak pakai kontrak di sini, dan gara-gara mereka, banyak masyarakat lokal yang kehabisan barang.
Jawaban dari C:
C: Tergantung. Di negaraku banyak imigran asal Asia yang sangat rajin dan mau bekerja. Dengan mereka aku tidak masalah. Akan tetapi masalah justru muncul dari kaum imigran yang datang karena cari suaka.
Gue: Cari suaka?
C: Iya, pemerintah kami begitu takut dicap tidak membela HAM atau tidak cinta damai maka dari itu mereka bersedia menerima kaum imigran yang di negara asalnya terancam. Masalahnya, banyak dari mereka yang malas bekerja dan mengharapkan dari uang tunjangan pemerintah yang asalnya dari pajak kita. Itu belum seberapa, karena beberapa dari mereka sering berbuat tidak benar pada para wanita lokal. Mereka melakukan pelecehan seksual pada wanita-wanita tersebut. Bahkan kita punya satuan khusus pengaman bernama "Natteravn" yang secara sukarela membantu dan melindungi wanita-wanita yang terpaksa harus keluar pada malam hari di wilayah-wilayah tidak aman.
Nah, sebagai tambahan, pada percakapan-percakapan sebelumnya, C pernah cerita ke saya kalau para imigran ini suka makan tempat, mengambil lowongan pekerjaan yang ada untuk orang lokal. Banyak perusahaan lebih suka mempekerjakan imigran karena mereka lebih murah dibanding lulusan sarjana yang mahal. Di lain kesempatan, C pernah share link ke saya tentang tindakan kaum imigran asal Afghanistan bernama Afdar Qadeer Bhatti yang sibuk berorasi di muka umum dan mengancam akan melakukan terorisme pada warga sipil di sana jika pemerintah Norwegia tidak menarik pasukan dari Afghanistan. Waktu itu linknya ada di sini http://www.youtube.com/watch?v=w284HgHsO5Y tetapi oleh pihak Youtube sudah ditarik karena banyak yang protes tentang copyrightnya. C juga pernah cerita kalau dia pernah berantem sama orang asal Maroko, karena orang tersebut mengatakan bahwa keyakinan C hanya dongeng dan memaksa dia untuk percaya "yang benar" menurut orang tersebut.
Jawaban dari T:
T: Selama orang itu mau bekerja dan mau berintegrasi serta menghargai kebudayaan Jerman, mereka akan disambut dengan ramah. Tetapi bagi mereka yang tidak mau berintegrasi, hanya memanfaatkan penduduk lokal, dan tidak mau menerima norma-norma masyarakat yang berlaku di Jerman sebaiknya tinggal saja di negaranya. Ada banyak imigran di Jerman yang menolak berintegrasi dengan budaya Jerman karena agamanya. Sangat disayangkan, karena hal ini bisa memicu konflik di masa depan.
Jawaban dari S:
S: Aku tidak menyukai beberapa imigran dari Arab dan Turki. Kamu bisa lihat sendiri di situs ini banyak dari mereka yang senang menggoda wanita. Baru saja mulai bicara sudah menyapa dengan "hi cutiee" atau semacamnya. Orang-orang ini sepertinya hanya ingin seks, karena di negara mereka hal itu haram. Di negara-negara Slavia, kami tidak segan-segan meladeni mereka di jalan, kalau mereka mengajak berantem. Tentang multikulturalisme di Jerman, aku kebetulan berada di sana ketika ada pertandingan sepak bola Jerman vs Turki. Banyak sekali orang Turki di sana, sementara hanya sedikit orang Jerman yang tampak bangga mengibarkan bendera. Mereka seperti takut dengan rombongan orang Turki tersebut, bahkan di negaranya sendiri!
Saya hanya mengangguk-angguk sambil berpikir mungkin orang-orang yang saya temui memang rasis dan punya prasangka buruk terhadap beberapa golongan. Tetapi kemudian saya ingat-ingat lagi, apa yang saya lihat di kompleks apartemen saya beberapa minggu lalu. Lima puluh imigran ilegal asal Iran dan Nigeria ditangkap karena tidak punya dokumen resmi. Oh? Mereka ilegal? Pantas saja di sekeliling saya tiba-tiba banyak sekali kaum mereka. Tiba-tiba saya ingat punya pengalaman tidak enak dengan mereka. Pernah suatu kali saya beli air botolan di sebuah toko di lantai bawah. Kira-kira waktu itu pukul 22.00. Baru sampai di pintu toko, saya dilihatin dan disuit-suitin sama para imigran itu, yang kebetulan lagi merokok di meja-meja dekat toko itu. Pernah lagi ketika belanja di supermarket, tiba-tiba ada yang mendekat terus manggil-manggil pakai kata "beautiful", "cutie" dan semacamnya. Di hari lain, saya memergoki salah satu dari mereka memukuli orang Indonesia dekat parkiran mobil. Setelah mereka diciduk aparat tiba-tiba saya bisa santai dan aman-aman saja ketika malam hari harus turun beli ini itu. Tidak ada yang menggoda atau melecehkan.
Jadi? Masihkah saya disebut rasis dan diskriminatif jika saya tidak suka dengan keberadaan mereka di negara saya? Masihkah teman-teman saya di atas dikatakan rasis dan diskriminatif jika berkata demikian? Menyimpulkan pengakuan mereka, saya bisa bilang bahwa banyak kaum imigran yang tidak tahu terima kasih. Sudah diperbolehkan tinggal dan menerima tunjangan tetapi kelakuannya semena-mena. Sama seperti mereka yang tertangkap di Indonesia kemarin. Sudah numpang, tetapi merugikan masyarakat Indonesia. Lalu agama dijadikan alasan untuk tidak mau integrasi. Menurut saya, hal itu tidak dibenarkan, karena mereka pindah ke negara yang awalnya monokultur itu atas kesadaran sendiri. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Jika mereka memilih tinggal di negara tersebut mereka harus bersedia mengikuti aturannya. Berbeda dengan Indonesia yang pada dasarnya sudah beragam. Segala aturan yang dibentuk harus menjamin semua golongan masyarakat.
Jika tidak merasa terjamin, mereka mengatakan pemerintahnya diskriminatif atau warganya rasis. Mereka mengaku memperjuangkan multikulturalisme. Apa betul yang diperjuangkan itu multikulturalisme? Saatnya memikirkan ulang perenungan saya yang berbuah kutipan di atas. "Orang yang sungguh-sungguh memperjuangkan multikulturalisme tidak akan senang jika suatu hari nanti semua orang di wilayah tempat tinggalnya menjadi sama seperti dirinya." Saya berasumsi, para imigran yang menolak integrasi ini akan sangat bahagia jika mereka bisa mengubah negara yang mereka datangi menjadi sepaham dengan mereka, menerima budaya mereka, mengadopsi, bahkan mungkin mempercayai hal yang sama dengan mereka. Hal ini tampak pada keengganan mereka untuk berintegrasi, artinya mereka masih lebih banyak condong untuk mencintai budaya akarnya. Selanjutnya, silakan pikir kesimpulannya sendiri.
Tulisan ini jangan diambil hati. Isinya cuma pendapat beberapa orang. Ini negara demokrasi, bebas berpendapat.
~ LV~Eisblume
26.5.13
One line from a song i wrote long time ago...
You will never know about the black history in the past they
have you go 'round the places in the country and comfort your mind
With all things that the country has everywhere in it, you will love
it is all you want, you need, they have and everyone will see...
The appealing history painted by the buildings
A long tunnel under it connecting west and east
Blue rivers flow to the sea around it along the years
Forest and the high mountains surround it,
my Germany, my second home
There is a long road with scenery at left and right wherever
I go around all the cities and see some ancient places around
me there are parks, castles, mountains, lakes, rivers, forests and vineyards
that you can visit them everyday you want to go there...
I feel like hear the music everywhere every time
Do you know if the country is the center of arts?
And the important thing is my favorite party
Have ever been happening there,
in my Germany, my second home
I feel like fly on the air when I think 'bout it all
I can't restrained myself to go there and see them
I know i will get it all someday, i don't know when
But I believe that it all there,
in my Germany, my second home
Jadi lagu ini gue tulis ketika duduk di bangku SMP, awalnya hanya sebagai story soundtrack untuk novel-novel petualangan gue. Ketika itu tokoh-tokohnya sedang pergi ke Jerman dan ini soundtracknya. Memang waktu gue nulis lagu ini nulisnya sepenuh hati, karena waktu itu adalah awal kisah cinta gue dengan negara Jerman setelah menonton Piala Dunia 2006 dan aksi timnas Jerman di kompetisi tersebut. Berhubung bahasa Inggris gue waktu itu masih seadanya, jadilah lagu ini banyak salah grammar dan bahkan pilihan kata. Tapi yaudahlah ya, pasti kalian mengerti juga apa maksudnya.
Dalam lagu ini gue mencoba menuangkan hal-hal indah yang ada di Jerman yang berhasil tertangkap oleh gue di usia gue ketika itu. Bagian terakhir adalah bagian favorit gue, karena di situ gue menuangkan impian gue dan tanpa sengaja memasukkan kalimat yang gue tulis miring. Rupanya gue memang sudah punya optimisme besar akan melihat keindahan-keindahan yang gue tuangkan di situ. Dan kenapa bagian itu gue cetak miring? Karena gue sama sekali nggak nyangka bahwa kalimat yang gue yakini betul itu akhirnya terjadi :')
Ya, akhirnya setelah penantian panjang, perjuangan dan kesabaran yang teramat sangat, Tuhan mengabulkan doa gue untuk melihat negara impian gue ini. Tanggal 2 Agustus gue akan berangkat ke Jerman dan mengisi musim panas dengan mengikuti kelas bahasa Jerman di universitas impian gue pula, LMU Munich! Jujur, gue gak pernah menyangka doa gue bakal terkabul secepat ini. Selama ini gue hanya berusaha fokus untuk mencapai impian ini suatu hari nanti. Dan ternyata apa yang dikatakan tokoh-tokoh di film 5 cm itu benar. Kalau mau impian lo tercapai, taruhlah bayangan akan impian lo itu 5 cm di depan mata. Lagi-lagi tanpa direncanakan, gue melakukan itu tanpa sadar. Terlalu fokus malah, sampai mungkin menyebabkan ketidaksukaan di sana sini. Tapi rupanya ada hasilnya di akhir dan hasilnya terlalu indah untuk digambarkan.
Akhir kata, gue hanya berharap bahwa apa yang gue tulis di lagu itu memang benar adanya. Jerman adalah negara yang sangat indah dan penuh hal menarik untuk diketahui. Mudah-mudahan gue berhasil membawa banyak cerita inspiratif ketika kembali nanti :)
Deutschland, ich komme! <3 p="">3>
have you go 'round the places in the country and comfort your mind
With all things that the country has everywhere in it, you will love
it is all you want, you need, they have and everyone will see...
The appealing history painted by the buildings
A long tunnel under it connecting west and east
Blue rivers flow to the sea around it along the years
Forest and the high mountains surround it,
my Germany, my second home
There is a long road with scenery at left and right wherever
I go around all the cities and see some ancient places around
me there are parks, castles, mountains, lakes, rivers, forests and vineyards
that you can visit them everyday you want to go there...
I feel like hear the music everywhere every time
Do you know if the country is the center of arts?
And the important thing is my favorite party
Have ever been happening there,
in my Germany, my second home
I feel like fly on the air when I think 'bout it all
I can't restrained myself to go there and see them
I know i will get it all someday, i don't know when
But I believe that it all there,
in my Germany, my second home
Jadi lagu ini gue tulis ketika duduk di bangku SMP, awalnya hanya sebagai story soundtrack untuk novel-novel petualangan gue. Ketika itu tokoh-tokohnya sedang pergi ke Jerman dan ini soundtracknya. Memang waktu gue nulis lagu ini nulisnya sepenuh hati, karena waktu itu adalah awal kisah cinta gue dengan negara Jerman setelah menonton Piala Dunia 2006 dan aksi timnas Jerman di kompetisi tersebut. Berhubung bahasa Inggris gue waktu itu masih seadanya, jadilah lagu ini banyak salah grammar dan bahkan pilihan kata. Tapi yaudahlah ya, pasti kalian mengerti juga apa maksudnya.
Dalam lagu ini gue mencoba menuangkan hal-hal indah yang ada di Jerman yang berhasil tertangkap oleh gue di usia gue ketika itu. Bagian terakhir adalah bagian favorit gue, karena di situ gue menuangkan impian gue dan tanpa sengaja memasukkan kalimat yang gue tulis miring. Rupanya gue memang sudah punya optimisme besar akan melihat keindahan-keindahan yang gue tuangkan di situ. Dan kenapa bagian itu gue cetak miring? Karena gue sama sekali nggak nyangka bahwa kalimat yang gue yakini betul itu akhirnya terjadi :')
Ya, akhirnya setelah penantian panjang, perjuangan dan kesabaran yang teramat sangat, Tuhan mengabulkan doa gue untuk melihat negara impian gue ini. Tanggal 2 Agustus gue akan berangkat ke Jerman dan mengisi musim panas dengan mengikuti kelas bahasa Jerman di universitas impian gue pula, LMU Munich! Jujur, gue gak pernah menyangka doa gue bakal terkabul secepat ini. Selama ini gue hanya berusaha fokus untuk mencapai impian ini suatu hari nanti. Dan ternyata apa yang dikatakan tokoh-tokoh di film 5 cm itu benar. Kalau mau impian lo tercapai, taruhlah bayangan akan impian lo itu 5 cm di depan mata. Lagi-lagi tanpa direncanakan, gue melakukan itu tanpa sadar. Terlalu fokus malah, sampai mungkin menyebabkan ketidaksukaan di sana sini. Tapi rupanya ada hasilnya di akhir dan hasilnya terlalu indah untuk digambarkan.
Akhir kata, gue hanya berharap bahwa apa yang gue tulis di lagu itu memang benar adanya. Jerman adalah negara yang sangat indah dan penuh hal menarik untuk diketahui. Mudah-mudahan gue berhasil membawa banyak cerita inspiratif ketika kembali nanti :)
Deutschland, ich komme! <3 p="">3>
12.5.13
6 Sosok dari Masa Lalu
Gue adalah salah satu dari sedikit orang yang lebih banyak mengidolakan tokoh-tokoh dalam sejarah dibandingkan artis atau seniman seperti orang kebanyakan. Semakin sedikit lagi jumlah sesama gue, yang mengidolakan bukan karena prestasi, tetapi lebih karena kisah hidup mereka. Malah kadang-kadang gue kurang suka dengan apa yang mereka capai. Pada titik ekstrem, gue bisa merasa seperti senasib dengan mereka, entah darimananya hahaha.... Dan inilah 6 sosok dari masa lalu yang pernah gue idolakan, kagumi, rasa senasib dan ingin sekali gue temui kalau ada mesin waktu.
2. Napoleon Bonaparte
Gue mengenal sosoknya pada awal tahun-tahun gue di SMP lewat komik seri tokoh dunia. Saat itu gue beli karena gue baru saja mengalihkan predikat negara favorit gue dari Inggris ke Prancis. Gue juga lupa kenapa waktu itu gue ganti negara favorit, sepertinya karena permainan role-play delegasi PBB antara gue dan teman-teman dan kebetulan gue dapat tokoh asal Prancis (Anyway, ini serius loh dulu gue role-playnya memang main tokoh-tokoh delegasi PBB, kurang freak apa coba gue? Ah, tapi kayaknya kalau sekarang gak freak-freak amatlah ya, sejak keluarnya komik Hetalia yang sebenarnya mirip sama role-play yang gue mainin). Balik ke sosok Napoleon, kali ini berhubung dia cowok, gue gak tertarik menjadi dirinya, tapi lebih mengagumi perjuangan dalam hidupnya. Sebagai seseorang bertubuh pendek dari wilayah yang kurang diperhitungkan di masa itu (Corsica) plus sering dibully pula oleh teman-temannya, menjadi kaisar Prancis adalah hal yang terlalu keren. Ia berhasil mengekspansi wilayah Prancis ke beberapa negara Eropa, meskipun akhirnya kalah dari pasukan koalisi Inggris, Austria dan Prussia. Gue begitu menghayati kisah hidupnya (walaupun cuma baca di komik karena akses gue ke internet terbatas) sampai akhirnya gue sebel banget sama Inggris gara-gara mantan negara favorit gue ini mengalahkan pasukan Napoleon. Itu belum yang terlebay lho saudara-saudara, bahkan di komik itu gue punya OTP (One True Pairing) yaitu Napoleon dan istri pertamanya, Josephine. Jadi waktu gue baca bahwa Napoleon menceraikan Josephine karena istrinya itu nggak ngasih anak, lalu menikah dengan Marie Louise, gue keselnya minta ampun kayak ngikutin cerita sinetron.
3. Grand Duchess Anastasia Nikolayevna Romanova dan Tsarevich Alexei Nikolayevich Romanov
Nah, sekarang gambarnya bukan lukisan lagi nih, berarti lumayan baru kan tokoh-tokohnya. Dua anak di samping ini adalah putra-putri bungsu dari keluarga Romanov, dinasti terakhir di Rusia yang runtuh pada Revolusi Oktober ketika Rusia berubah paham menjadi komunis. Pertama kali gue mengenal mereka secara intens adalah lewat sebuah majalah remaja yang kebetulan membahas misteri hilangnya putra-putri kerajaan dalam sejarah yang gue baca ketika sedang asyik potong rambut di salah satu salon di Mall Metropolitan Bekasi. Sebelumnya gue sudah punya VCD film kartun Anastasia yang cukup populer di masa kanak-kanak itu, tapi gue waktu itu asal nonton aja, sekedar menganggap itu salah satu cerita princess seperti Cinderella dan Snow White. Pas gue baca majalah itu, sadarlah gue kalau ternyata kartun itu punya muatan historis! Apa yang membuat gue tertarik dengan dua anak-anak di samping ini? Jelas mereka belum buat prestasi apa-apa dibandingkan dua tokoh di atas. Yang menarik adalah ketragisan kisah hidupnya dan misteri yang melingkupi keluarga mereka. Dalam usia yang sangat muda, mereka harus mati dibunuh di tangan para tentara komunis hanya karena rakyat tidak puas dengan pemerintahan ayahnya. Teganyaaaa~ T.T Lebih sedih lagi kalau tahu ceritanya sang adik bungsu, Alexei, yang kehadirannya sangat amat dinantikan oleh kedua orang tuanya (empat kakaknya semuanya perempuan), dan ketika lahir ternyata punya penyakit hemofilia. Duh.., begitu prihatin dengan kisah hidup adik kecil (sebenarnya bukan adik sih, lahirnya aja duluan dia ya...) yang ganteng ini, gue sampai buat puisi khusus buat dia untuk menggambarkan kisah hidupnya yang sedih. Oh iya, berangkat dari sejarah ini, gue jadi suka banget sama Rusia dan melupakan Prancis beserta Napoleonnya hihihi... Gue sampai browsing segala macam sejarah, biografi, bahkan koleksi foto-foto yang gue comot-comotin dari internet tentang keluarga Romanov ini. Sekedar info, kakaknya Alexei, Anastasia konon dikabarkan hilang dan tidak pernah ditemukan mayatnya setelah penembakan oleh tentara komunis tersebut. Hal inilah yang menginspirasi kisah dalam kartun Anastasia. Entahlah gadis cantik ini berada di mana, intinya misteri ini jadi salah satu yang menarik gue untuk menelusuri sejarah mereka :)
4. Claus Graf Schenk von Stauffenberg
Pria tampan di samping ini adalah seorang bangsawan Jerman yang merupakan salah satu anggota tentara Nazi pada era Hitler di Jerman. Pertama kali gue mengenal sosoknya adalah ketika gue baca koran tentang peringatan percobaan pembunuhan terhadap Hitler pada tanggal 20 Juli 1944. Gue udah agak dewasa nih pas ini, tepatnya ketika duduk di kelas 2 SMA dan mulai jatuh cinta kepada Jerman sekaligus kenalan dengan teman di ekskul gue yang cinta banget sama sejarah perang Jerman dan pasukan Nazi (serem juga kalau dipikir-pikir gue sempat dekat dengan orang seperti dia ini -.-a). Setelah baca artikel koran itu (oh iya dulu gue emang hobi mengkliping koran, terutama artikel sejarah dunia, olahraga dan travel report! --> lagi-lagi freak), gue nemuin filmnya. Judulnya Stauffenberg, yang main Ulrich Tukur dan Sebastian Koch. Keren banget deh di situ. Apalagi waktu filmnya Tom Cruise yang Valkyrie keluar. Wahhh... makin gila gue hahaha.. Tom Cruise paling ganteng ya waktu main jadi Stauffenberg itu. Nah, sama seperti ketika mengidolakan Napoleon, gue pun mengidolakan sosok ini bukan karena pengen jadi dirinya atau tertarik dengan kisah hidupnya. Gue mengagumi karakter dan prestasinya. Beliau adalah seorang penganut Katolik yang taat dan religius, tampan dan menurut gue juga pejuang kemanusiaan. Bayangkan, dari seorang yang setia pada negara (dan Hitler) jadi berbalik dan justru berusaha menghancurkan Hitler beserta Jerman yang Nazi. Buat seseorang dengan krisis nasionalisme seperti gue ini tokoh seperti Stauffenberg begitu menginspirasi. Karena nasionalismenya (keinginan untuk melihat bangsa dan negaranya menjadi baik seperti sebelum diperintah Hitler) ia justru menyerang balik sang pemimpin (yang juga berarti menghancurkan negara Jerman yang Nazi). Lewat hal ini, gue memperoleh inspirasi, bahwa nasionalisme tidak diwujudkan dengan mencintai negaranya dalam kondisi apapun juga, melainkan mencintai negaranya ketika dalam keadaan baik dan terus berusaha memperjuangkan keadaan baik tersebut :)
5. König Ludwig II
Hmm... tokoh favorit gue di antara tokoh-tokoh favorit gue :) Hihihi... Cerita dulu kapan gue pertama kali ketemu dengan raja yang satu ini. Sebenarnya gue udah baca kisahnya cukup lama, lewat artikel tentang Schloss Neuschwanstein yang gue temukan di dalam buku Encyclopedia Americana (sudah menjadi bacaan gue sejak SD ---> bukti ke-freak-an gue lagi -.-a"), tapi sama seperti dengan Anastasia dan Alexei, gue kurang intens mendalami karena cenderung lebih tertarik dengan kastilnya. Kebalikan dengan kisah Anastasia yang diawali film baru kemudian media cetak, gue justru semakin intens mengenal König Ludwig II lewat sebuah film pendek yang ditayangkan alm. guru Jerman gue di SMA. Sebenarnya tuh film adalah salah satu sarana belajar aja, judulnya König Ludwig Lebt, keluaran Radio D. Filmnya pendek banget dan endingnya nggak jelas, namanya juga buat belajar aja, tapi buat gue film itu sangat amat berkesan, seperti meninggalkan jejak misteri yang harus ditelusuri dalam hati gue (wopo banget bahasanya hahaha... -.-a). Singkat cerita, kenallah gue dengan sang raja dongeng ini. Seiring berjalannya waktu, gue semakin mengagumi tokoh ini. Kali ini alasannya beda lagi. Bukan karena gue ingin jadi dia, bukan karena prestasinya, sedikit karena kisah hidupnya dan sebagian besar karena gue merasa senasib sama dia! Dulu waktu di SMA perasaan ini belum muncul, karena mungkin gue sibuk kali ya... Tapi semenjak kuliah, gue semakin menemukan siapa diri gue sesungguhnya dan gue merasa punya kecenderungan karakter seperti yang ada dalam diri raja ganteng ini. Gue dan dia (cieee.. kayak apa aja.. hahaha..xD) sama-sama suka suasana pegunungan, dongeng dan legenda (terutama yang dari Jerman), kastil, suasana abad pertengahan, opera-opera Richard Wagner (walaupun gue belum pernah nonton tapi ceritanya emang keren-keren), suka menyendiri, manusia nocturnal yang bangunnya waktu malam, perfeksionis, kurang berbakat jadi pemimpin, tukang mimpi, nggak suka politik dan perang, hmm.. duhh.. buanyak banget deh pokoknya. Sebelum gue bertemu Ritter, ketika gue sampai pada titik menanyakan kenapa gue sendirian melulu (bukan cuma urusan cinta tapi juga persahabatan gue yang gak pernah berhasil sampai sekarang), gue merasa makin senasib dengan Ludwig II yang juga hidup sendirian di dalam kastil-kastilnya di pegunungan Alpen. Gue merasa sepanjang hidup gue, belum pernah gue ketemu sama seseorang yang benar-benar klop sama gue (maksudnya mengerti selera dan pemikiran-pemikiran gue ---> maaf curcol ^^'), sebagaimana yang dialami sang raja dongeng ini. Jujur, saking gue mengidolakan dia, gue sampai pada titik mempertanyakan: mungkinkah sebenarnya kalau gue hidup di zamannya, gue bisa jadi teman berbagi dia atau sebaliknya? Mungkinkah soul mate, sahabat atau orang yang klop di hidup kita itu bisa aja terpisah jarak dan waktu? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menginspirasi novel yang tengah gue selesaikan sekarang. Fyi, ide novel gue juga datangnya gara-gara salah satu bangunan kastilnya (Neuschwanstein) muncul di mimpi gue. Sosoknya juga pernah muncul di mimpi gue beberapa kali, salah satunya ngajak gue jalan-jalan ke istananya. Eh gak tau pertanda atau bukan tiba-tiba gue ketiban berkat Tuhan dapat Sommerkurs ke Muenchen yang ujung-ujungnya bakal mengunjungi Neuschwanstein! Juhuu... Lieber Ludwig, wart auf mich! :D
1. Queen Victoria
Ratu yang memerintah paling lama sepanjang sejarah Inggris dengan segudang prestasi ini sempat menjadi idola gue waktu di SD. Oke, jangan kaget, sejak SD memang hobi gue baca buku sejarah, walaupun cuma sekedar biografi singkat atau komik seri tokoh dunia. Ratu bernama lengkap Alexandrina Victoria dari House of Hannover ini gue idolakan ketika gue sangat menyukai negara Inggris. Dalam masa kepemimpinan ratu yang berdarah Jerman ini, Inggris mencapai kejayaannya dalam masa Revolusi Industri. Di bawah pemerintahannya, Inggris meluaskan ekspansi wilayah ke berbagai penjuru dunia, membuat bahasanya menjadi bahasa resmi internasional. Sepeninggalan suaminya, sang ratu sempat menghilang dari publik dan menyendiri dalam duka yang mendalam. Di masa ini, ia nyaris selalu terlihat dengan pakaian hitam-hitam, menciptakan tren pakaian yang sekarang kita kenal sebagai Victorian gothic style, yang juga salah satu cabang dari Gothic Lolita yang gue suka. Dalam masanya, kesusastraan Inggris menelurkan karya-karya hebat seperti Dracula (Bram Stoker), Frankenstein (Mary Shelley), dll. Banyak penemuan alat-alat unik dan penting diperkenalkan pada masa pemerintahannya, yang bahkan saat ini tidak ada lagi. Sedemikian hebatnya masa pemerintahan ratu ini, gue yang pada saat itu memang lagi nge-freak sama Disney's Princess bermimpi untuk jadi seperti dirinya. Bahkan gue selalu meminta beberapa teman gue untuk memanggil gue "Queen Victoria" sebagai wujud keinginan gue menjadi seperti beliau (terang aja ya gue di-bully. Siapa gue minta dipanggil Queen Victoria?! Baru juga jadi anak SD ingusan -.-a)2. Napoleon Bonaparte
Gue mengenal sosoknya pada awal tahun-tahun gue di SMP lewat komik seri tokoh dunia. Saat itu gue beli karena gue baru saja mengalihkan predikat negara favorit gue dari Inggris ke Prancis. Gue juga lupa kenapa waktu itu gue ganti negara favorit, sepertinya karena permainan role-play delegasi PBB antara gue dan teman-teman dan kebetulan gue dapat tokoh asal Prancis (Anyway, ini serius loh dulu gue role-playnya memang main tokoh-tokoh delegasi PBB, kurang freak apa coba gue? Ah, tapi kayaknya kalau sekarang gak freak-freak amatlah ya, sejak keluarnya komik Hetalia yang sebenarnya mirip sama role-play yang gue mainin). Balik ke sosok Napoleon, kali ini berhubung dia cowok, gue gak tertarik menjadi dirinya, tapi lebih mengagumi perjuangan dalam hidupnya. Sebagai seseorang bertubuh pendek dari wilayah yang kurang diperhitungkan di masa itu (Corsica) plus sering dibully pula oleh teman-temannya, menjadi kaisar Prancis adalah hal yang terlalu keren. Ia berhasil mengekspansi wilayah Prancis ke beberapa negara Eropa, meskipun akhirnya kalah dari pasukan koalisi Inggris, Austria dan Prussia. Gue begitu menghayati kisah hidupnya (walaupun cuma baca di komik karena akses gue ke internet terbatas) sampai akhirnya gue sebel banget sama Inggris gara-gara mantan negara favorit gue ini mengalahkan pasukan Napoleon. Itu belum yang terlebay lho saudara-saudara, bahkan di komik itu gue punya OTP (One True Pairing) yaitu Napoleon dan istri pertamanya, Josephine. Jadi waktu gue baca bahwa Napoleon menceraikan Josephine karena istrinya itu nggak ngasih anak, lalu menikah dengan Marie Louise, gue keselnya minta ampun kayak ngikutin cerita sinetron.
3. Grand Duchess Anastasia Nikolayevna Romanova dan Tsarevich Alexei Nikolayevich Romanov
Nah, sekarang gambarnya bukan lukisan lagi nih, berarti lumayan baru kan tokoh-tokohnya. Dua anak di samping ini adalah putra-putri bungsu dari keluarga Romanov, dinasti terakhir di Rusia yang runtuh pada Revolusi Oktober ketika Rusia berubah paham menjadi komunis. Pertama kali gue mengenal mereka secara intens adalah lewat sebuah majalah remaja yang kebetulan membahas misteri hilangnya putra-putri kerajaan dalam sejarah yang gue baca ketika sedang asyik potong rambut di salah satu salon di Mall Metropolitan Bekasi. Sebelumnya gue sudah punya VCD film kartun Anastasia yang cukup populer di masa kanak-kanak itu, tapi gue waktu itu asal nonton aja, sekedar menganggap itu salah satu cerita princess seperti Cinderella dan Snow White. Pas gue baca majalah itu, sadarlah gue kalau ternyata kartun itu punya muatan historis! Apa yang membuat gue tertarik dengan dua anak-anak di samping ini? Jelas mereka belum buat prestasi apa-apa dibandingkan dua tokoh di atas. Yang menarik adalah ketragisan kisah hidupnya dan misteri yang melingkupi keluarga mereka. Dalam usia yang sangat muda, mereka harus mati dibunuh di tangan para tentara komunis hanya karena rakyat tidak puas dengan pemerintahan ayahnya. Teganyaaaa~ T.T Lebih sedih lagi kalau tahu ceritanya sang adik bungsu, Alexei, yang kehadirannya sangat amat dinantikan oleh kedua orang tuanya (empat kakaknya semuanya perempuan), dan ketika lahir ternyata punya penyakit hemofilia. Duh.., begitu prihatin dengan kisah hidup adik kecil (sebenarnya bukan adik sih, lahirnya aja duluan dia ya...) yang ganteng ini, gue sampai buat puisi khusus buat dia untuk menggambarkan kisah hidupnya yang sedih. Oh iya, berangkat dari sejarah ini, gue jadi suka banget sama Rusia dan melupakan Prancis beserta Napoleonnya hihihi... Gue sampai browsing segala macam sejarah, biografi, bahkan koleksi foto-foto yang gue comot-comotin dari internet tentang keluarga Romanov ini. Sekedar info, kakaknya Alexei, Anastasia konon dikabarkan hilang dan tidak pernah ditemukan mayatnya setelah penembakan oleh tentara komunis tersebut. Hal inilah yang menginspirasi kisah dalam kartun Anastasia. Entahlah gadis cantik ini berada di mana, intinya misteri ini jadi salah satu yang menarik gue untuk menelusuri sejarah mereka :)
4. Claus Graf Schenk von Stauffenberg
Pria tampan di samping ini adalah seorang bangsawan Jerman yang merupakan salah satu anggota tentara Nazi pada era Hitler di Jerman. Pertama kali gue mengenal sosoknya adalah ketika gue baca koran tentang peringatan percobaan pembunuhan terhadap Hitler pada tanggal 20 Juli 1944. Gue udah agak dewasa nih pas ini, tepatnya ketika duduk di kelas 2 SMA dan mulai jatuh cinta kepada Jerman sekaligus kenalan dengan teman di ekskul gue yang cinta banget sama sejarah perang Jerman dan pasukan Nazi (serem juga kalau dipikir-pikir gue sempat dekat dengan orang seperti dia ini -.-a). Setelah baca artikel koran itu (oh iya dulu gue emang hobi mengkliping koran, terutama artikel sejarah dunia, olahraga dan travel report! --> lagi-lagi freak), gue nemuin filmnya. Judulnya Stauffenberg, yang main Ulrich Tukur dan Sebastian Koch. Keren banget deh di situ. Apalagi waktu filmnya Tom Cruise yang Valkyrie keluar. Wahhh... makin gila gue hahaha.. Tom Cruise paling ganteng ya waktu main jadi Stauffenberg itu. Nah, sama seperti ketika mengidolakan Napoleon, gue pun mengidolakan sosok ini bukan karena pengen jadi dirinya atau tertarik dengan kisah hidupnya. Gue mengagumi karakter dan prestasinya. Beliau adalah seorang penganut Katolik yang taat dan religius, tampan dan menurut gue juga pejuang kemanusiaan. Bayangkan, dari seorang yang setia pada negara (dan Hitler) jadi berbalik dan justru berusaha menghancurkan Hitler beserta Jerman yang Nazi. Buat seseorang dengan krisis nasionalisme seperti gue ini tokoh seperti Stauffenberg begitu menginspirasi. Karena nasionalismenya (keinginan untuk melihat bangsa dan negaranya menjadi baik seperti sebelum diperintah Hitler) ia justru menyerang balik sang pemimpin (yang juga berarti menghancurkan negara Jerman yang Nazi). Lewat hal ini, gue memperoleh inspirasi, bahwa nasionalisme tidak diwujudkan dengan mencintai negaranya dalam kondisi apapun juga, melainkan mencintai negaranya ketika dalam keadaan baik dan terus berusaha memperjuangkan keadaan baik tersebut :)
5. König Ludwig II
Hmm... tokoh favorit gue di antara tokoh-tokoh favorit gue :) Hihihi... Cerita dulu kapan gue pertama kali ketemu dengan raja yang satu ini. Sebenarnya gue udah baca kisahnya cukup lama, lewat artikel tentang Schloss Neuschwanstein yang gue temukan di dalam buku Encyclopedia Americana (sudah menjadi bacaan gue sejak SD ---> bukti ke-freak-an gue lagi -.-a"), tapi sama seperti dengan Anastasia dan Alexei, gue kurang intens mendalami karena cenderung lebih tertarik dengan kastilnya. Kebalikan dengan kisah Anastasia yang diawali film baru kemudian media cetak, gue justru semakin intens mengenal König Ludwig II lewat sebuah film pendek yang ditayangkan alm. guru Jerman gue di SMA. Sebenarnya tuh film adalah salah satu sarana belajar aja, judulnya König Ludwig Lebt, keluaran Radio D. Filmnya pendek banget dan endingnya nggak jelas, namanya juga buat belajar aja, tapi buat gue film itu sangat amat berkesan, seperti meninggalkan jejak misteri yang harus ditelusuri dalam hati gue (wopo banget bahasanya hahaha... -.-a). Singkat cerita, kenallah gue dengan sang raja dongeng ini. Seiring berjalannya waktu, gue semakin mengagumi tokoh ini. Kali ini alasannya beda lagi. Bukan karena gue ingin jadi dia, bukan karena prestasinya, sedikit karena kisah hidupnya dan sebagian besar karena gue merasa senasib sama dia! Dulu waktu di SMA perasaan ini belum muncul, karena mungkin gue sibuk kali ya... Tapi semenjak kuliah, gue semakin menemukan siapa diri gue sesungguhnya dan gue merasa punya kecenderungan karakter seperti yang ada dalam diri raja ganteng ini. Gue dan dia (cieee.. kayak apa aja.. hahaha..xD) sama-sama suka suasana pegunungan, dongeng dan legenda (terutama yang dari Jerman), kastil, suasana abad pertengahan, opera-opera Richard Wagner (walaupun gue belum pernah nonton tapi ceritanya emang keren-keren), suka menyendiri, manusia nocturnal yang bangunnya waktu malam, perfeksionis, kurang berbakat jadi pemimpin, tukang mimpi, nggak suka politik dan perang, hmm.. duhh.. buanyak banget deh pokoknya. Sebelum gue bertemu Ritter, ketika gue sampai pada titik menanyakan kenapa gue sendirian melulu (bukan cuma urusan cinta tapi juga persahabatan gue yang gak pernah berhasil sampai sekarang), gue merasa makin senasib dengan Ludwig II yang juga hidup sendirian di dalam kastil-kastilnya di pegunungan Alpen. Gue merasa sepanjang hidup gue, belum pernah gue ketemu sama seseorang yang benar-benar klop sama gue (maksudnya mengerti selera dan pemikiran-pemikiran gue ---> maaf curcol ^^'), sebagaimana yang dialami sang raja dongeng ini. Jujur, saking gue mengidolakan dia, gue sampai pada titik mempertanyakan: mungkinkah sebenarnya kalau gue hidup di zamannya, gue bisa jadi teman berbagi dia atau sebaliknya? Mungkinkah soul mate, sahabat atau orang yang klop di hidup kita itu bisa aja terpisah jarak dan waktu? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menginspirasi novel yang tengah gue selesaikan sekarang. Fyi, ide novel gue juga datangnya gara-gara salah satu bangunan kastilnya (Neuschwanstein) muncul di mimpi gue. Sosoknya juga pernah muncul di mimpi gue beberapa kali, salah satunya ngajak gue jalan-jalan ke istananya. Eh gak tau pertanda atau bukan tiba-tiba gue ketiban berkat Tuhan dapat Sommerkurs ke Muenchen yang ujung-ujungnya bakal mengunjungi Neuschwanstein! Juhuu... Lieber Ludwig, wart auf mich! :D
Nah, sampai di sini dulu cerita gue tentang tokoh-tokoh sejarah favorit gue. Dari cerita di atas, ada kesimpulan menarik nih yang bisa ditarik: tokoh-tokoh favorit gue bangsawan semua (ada apa ini?? o_O) dan rupanya gue menyukai suatu negara berangkat dari sejarahnya juga hihihihi... Inggris - Prancis - Rusia - trus sekarang JERMAN!! :))
by LV~Eisblume
6.3.13
Supersekip
Ya, pada hari ini gue akan menceritakan pengalaman yang baru saja gue alami. Sebuah pengalaman yang tentang gue yang supersekip sampai terpaksa menelan kerugian jutaan dolar (eh lebay ding, gak sampai segitu juga hahaha...). Pertama-tama akan gue jelaskan dulu istilah "supersekip". Supersekip berasal dari 2 kata bahasa Inggris, yaitu super, yang berarti sangat, dan skip yang sebenarnya berarti terlewat atau melewati. Kata skip di lidah banyak orang saat ini diserap menjadi sekip yang kira-kira artinya tidak teliti, tidak memperhatikan sehingga melewatkan sesuatu yang penting atau melakukan kesalahan. Nah.., karena yang gue alami ini supersekip jadi hal itu adalah sesuatu yang parah!
Jadi begini sodara-sodara, perlu diketahui sebelumnya bahwa gue baru saja memenangkan hadiah bulanan sebuah lomba posting mimpi (serius ini, posting mimpi!) dari EF yang roman-romannya sih gadget. Karena kebetulan gue memang sedang butuh HP baru yang bisa internetan untuk kelas TJI, jadi gue pun bersemangat menanti dengan penasaran si hadiah ini. Kemarin malam gue baru menerima sebuah e-mail dari institusi penyelenggara lomba tentang mekanisme pembelian hadiah. Di situ tertulis bahwa hadiah bisa diambil di EF cabang Tebet pada hari Rabu. Wow, gue langsung melotot ketika membaca jamnya, Pk 11.00! Astaga itu kan gue lagi kelas. Hmm.. perlu dicatat lagi bahwa gue sebenarnya anticabut. Bukan karena sok rajin, tapi karena gue malas susulan tugas atau ketinggalan materi yang bikin bingung di pertemuan selanjutnya. Alhasil gue memutar otak bagaimana caranya gue bisa ambil hadiah hari ini tapi tetap kuliah semaksimal mungkin. Setelah diskusi dengan nyokap yang akhirnya mengizinkan gue cabut satu matkul, gue pun menyusun rencana. Pagi-pagi gue akan masuk sesi 1 dari jam 8-10, izin kelas sesi 2 yang jam 10-12 dan balik ke kampus lagi buat kelas sesi 3 yang jam 1-3. Gue putuskan untuk kirim sms minta izin ke dosen native sesi 1 pagi-pagi sebelum berangkat. Di tengah jalan gue berpikir ulang, karena sejujurnya gue lebih gak rela melepas kelas bahasa Jerman bersama native speaker, karena belajar dengan native speaker selalu lebih seru. Akhirnya gue putuskan untuk izin di jam terakhir aja, biar gue juga nggak bolak-balik ke kampus. Lagipula gue paling cuma rugi 1 jam karena biasanya kelas yang sesi 3 cepat bubarnya.
Sembari menunggu kereta yang hari ini gak tau kenapa juga lambreta lambada banget, gue telepon contact person penyelenggara lomba (ibu W) yang waktu itu menghubungi gue. Gue bermaksud laporan kalau gue baru bisa ambil hadiahnya jam 2 siang. Eh, sialnya Ibu W belum datang dan kata mbak resepsionis (atau sekretarisnya?), pesan gue bakal disampaikan. Gue tunggu balasan sampai jam 10 (karena katanya Ibu W baru datang jam segitu) gak ada balasan. Tanpa berpikir panjang, setelah sesi 2 berakhir gue langsung buru-buru ngejar kereta buat ambil hadiah. Beruntung gue dapat kereta tidak lama setelah gue beli tiket. Sampai Kalibata, gue ganti taksi. Karena mengantisipasi macet, akhirnya gue minta dia lewat jalan tikus. Dalam setengah jam gue sampai di tempat tujuan.
Di sana gue langsung menemui resepsionis buat konfirmasi pengambilan hadiah. Lalu terjadi percakapan sbb:
Gue: Siang, Mbak, saya yang kemarin menang lomba Gomakehistory, saya mau ambil hadiah hari ini.
Harusnya jam 11 tadi tapi saya sudah konfirmasi ke Ibu W bakal telat.
Mbak Resepsionis: Siang, oh, hadiah apa ya? Konkretnya bentuk apa?
Gue: Wah, saya nggak tahu juga Mbak, gak dikasih tahu sama Ibu W.
Mbak Resepsionis: Ada bukti pemenangnya nggak?
*gue ngasih fotokopi KTP dan mbak itu bingung*
Mbak Resepsionis: maksudnya pemberitahuan sebagai pemenang.
Gue: Oh, ada di email
Mbak Resepsionis: Ya udah coba dibuka emailnya di sini *nyodorin komputer ke gue*
Gue pun cepat2 browsing email dan membuka email dari Ibu W. Sesuatu yang gue sekip itu sebenarnya terpampang jelas di sana dan gue bahkan belum ngeh sampai waktu itu! Anehnya, Mbak Resepsionis juga gak ngeh, dan dia dengan santainya print screen email itu buat bukti. Habis itu dia masuk ke ruangan kantornya. Gue menunggu dengan gaje sambil ngebayangin hadiah apa yang bakal gue dapat. Lalu Mbak Resepsionis balik lagi dan memanggil gue sambil menyodorkan hasil print email tadi.
Gue: Jadi gimana, Mbak?
Mbak Resepsionis: Iya betul, Mbak memang memenangkan hadiah ini. Tapi *terus dia nunjuk bagian yang gue sekip itu* hadiahnya belum sampai sini. Hadiahnya kan baru bisa diambil TANGGAL 13 MARET 2013, sekarang baru tanggal 6, jadi masih minggu depan, Mbak.
Gue: *diam mematung* *dalam otak langsung mengkalkulasi kerugian yang gue derita: cabut kelas dan bayar taksi*
Akhirnya gue pun mengucapkan terima kasih pada Mbak Resepsionis dan berjalan keluar dengan otak yang terus-terusan bilang: "supersekip banget sih lo!" pada diri sendiri.
Jadi begini sodara-sodara, perlu diketahui sebelumnya bahwa gue baru saja memenangkan hadiah bulanan sebuah lomba posting mimpi (serius ini, posting mimpi!) dari EF yang roman-romannya sih gadget. Karena kebetulan gue memang sedang butuh HP baru yang bisa internetan untuk kelas TJI, jadi gue pun bersemangat menanti dengan penasaran si hadiah ini. Kemarin malam gue baru menerima sebuah e-mail dari institusi penyelenggara lomba tentang mekanisme pembelian hadiah. Di situ tertulis bahwa hadiah bisa diambil di EF cabang Tebet pada hari Rabu. Wow, gue langsung melotot ketika membaca jamnya, Pk 11.00! Astaga itu kan gue lagi kelas. Hmm.. perlu dicatat lagi bahwa gue sebenarnya anticabut. Bukan karena sok rajin, tapi karena gue malas susulan tugas atau ketinggalan materi yang bikin bingung di pertemuan selanjutnya. Alhasil gue memutar otak bagaimana caranya gue bisa ambil hadiah hari ini tapi tetap kuliah semaksimal mungkin. Setelah diskusi dengan nyokap yang akhirnya mengizinkan gue cabut satu matkul, gue pun menyusun rencana. Pagi-pagi gue akan masuk sesi 1 dari jam 8-10, izin kelas sesi 2 yang jam 10-12 dan balik ke kampus lagi buat kelas sesi 3 yang jam 1-3. Gue putuskan untuk kirim sms minta izin ke dosen native sesi 1 pagi-pagi sebelum berangkat. Di tengah jalan gue berpikir ulang, karena sejujurnya gue lebih gak rela melepas kelas bahasa Jerman bersama native speaker, karena belajar dengan native speaker selalu lebih seru. Akhirnya gue putuskan untuk izin di jam terakhir aja, biar gue juga nggak bolak-balik ke kampus. Lagipula gue paling cuma rugi 1 jam karena biasanya kelas yang sesi 3 cepat bubarnya.
Sembari menunggu kereta yang hari ini gak tau kenapa juga lambreta lambada banget, gue telepon contact person penyelenggara lomba (ibu W) yang waktu itu menghubungi gue. Gue bermaksud laporan kalau gue baru bisa ambil hadiahnya jam 2 siang. Eh, sialnya Ibu W belum datang dan kata mbak resepsionis (atau sekretarisnya?), pesan gue bakal disampaikan. Gue tunggu balasan sampai jam 10 (karena katanya Ibu W baru datang jam segitu) gak ada balasan. Tanpa berpikir panjang, setelah sesi 2 berakhir gue langsung buru-buru ngejar kereta buat ambil hadiah. Beruntung gue dapat kereta tidak lama setelah gue beli tiket. Sampai Kalibata, gue ganti taksi. Karena mengantisipasi macet, akhirnya gue minta dia lewat jalan tikus. Dalam setengah jam gue sampai di tempat tujuan.
Di sana gue langsung menemui resepsionis buat konfirmasi pengambilan hadiah. Lalu terjadi percakapan sbb:
Gue: Siang, Mbak, saya yang kemarin menang lomba Gomakehistory, saya mau ambil hadiah hari ini.
Harusnya jam 11 tadi tapi saya sudah konfirmasi ke Ibu W bakal telat.
Mbak Resepsionis: Siang, oh, hadiah apa ya? Konkretnya bentuk apa?
Gue: Wah, saya nggak tahu juga Mbak, gak dikasih tahu sama Ibu W.
Mbak Resepsionis: Ada bukti pemenangnya nggak?
*gue ngasih fotokopi KTP dan mbak itu bingung*
Mbak Resepsionis: maksudnya pemberitahuan sebagai pemenang.
Gue: Oh, ada di email
Mbak Resepsionis: Ya udah coba dibuka emailnya di sini *nyodorin komputer ke gue*
Gue pun cepat2 browsing email dan membuka email dari Ibu W. Sesuatu yang gue sekip itu sebenarnya terpampang jelas di sana dan gue bahkan belum ngeh sampai waktu itu! Anehnya, Mbak Resepsionis juga gak ngeh, dan dia dengan santainya print screen email itu buat bukti. Habis itu dia masuk ke ruangan kantornya. Gue menunggu dengan gaje sambil ngebayangin hadiah apa yang bakal gue dapat. Lalu Mbak Resepsionis balik lagi dan memanggil gue sambil menyodorkan hasil print email tadi.
Gue: Jadi gimana, Mbak?
Mbak Resepsionis: Iya betul, Mbak memang memenangkan hadiah ini. Tapi *terus dia nunjuk bagian yang gue sekip itu* hadiahnya belum sampai sini. Hadiahnya kan baru bisa diambil TANGGAL 13 MARET 2013, sekarang baru tanggal 6, jadi masih minggu depan, Mbak.
Gue: *diam mematung* *dalam otak langsung mengkalkulasi kerugian yang gue derita: cabut kelas dan bayar taksi*
Akhirnya gue pun mengucapkan terima kasih pada Mbak Resepsionis dan berjalan keluar dengan otak yang terus-terusan bilang: "supersekip banget sih lo!" pada diri sendiri.
4.3.13
Ternyata Mereka Begitu...
Hari ini gue baru saja menyaksikan suatu kejadian yang sangat tidak mengenakkan. Kejadiannya sederhana sih, perselisihan antarteman. Biasa saja 'kan di dunia perkuliahan? Yang jadi tidak biasa adalah karena dari situ gue tersadar akan sesuatu yang ada di belakang "kedamaian" yang selama ini gue lihat setelah ditutupnya tahun 2012 kemarin dengan peristiwa yang sangat amat tidak mengenakkan.
Gue masih ingat betul akhir tahun 2012 yang ditutup dengan semacam forum. Di forum itu setiap orang boleh mengutarakan perasaannya terhadap orang lain di depan seluruh peserta forum (teman-teman seangkatan). Sebetulnya tradisi ini sudah ada sejak zaman gue SMA dan terbilang cukup sukses. Permasalahannya adalah, ketika forum SMA dulu, kelas gue cuma ada 18 orang dan rata-rata mereka punya kelompok pertemanan masing-masing sehingga tidak ada satu pun anak yang diserang secara tunggal (kecuali satu peristiwa yang memang sudah keterlaluan dan sepertinya tidak perlu dibahas lagi di sini karena yang bersangkutan pun akhirnya minta maaf dan berbaikan :)). Nah, di sini forumnya betul-betul kejam. Seseorang bisa diserang secara tunggal di depan satu angkatan sendiri, dibongkar segala kesalahan dan kejelekannya yang belum tentu melibatkan secara langsung semua orang di ruangan itu. Bahkan bisa saja kesalahan yang disebut tentang orang itu adalah kekesalan personal seorang temannya secara pribadi dan bukan untuk konsumsi publik. Akibat forum itu, kita seperti menelanjangi dan ditelanjangi satu sama lain. Kita seperti dibongkar dan dikorek-korek kesalahannya sehingga semua orang seolah menjadi berpikiran yang sama dengan satu orang yang punya masalah tadi. Yah, awalnya gue berpikiran begitu.
Tapi pada akhirnya gue mencoba melihat sisi positif forum itu. Sebelum mulai, pemimpin forum mengatakan bahwa apa yang terjadi di sini berakhir sampai di sini saja, setelah itu kita semua akan memulai awal yang baru. Gue juga mencoba tidak menghakimi dan berprasangka terlebih dahulu pada semua orang. Gue yakin lebih banyak orang di ruangan itu yang cenderung tidak peduli dan pemaaf, terutama orang-orang yang sebenarnya tidak terlibat langsung dan hanya ikut mendengar saja. Di forum itu gue juga dapat pengalaman positif melihat sisi baik dari orang-orang yang sebelumnya sudah dilabeli "buruk". Ya..begitulah..., pada saat itu gue rasa forum cukup berhasil dan tidak buruk.
Sampai ketika gue melihat kejadian pada hari ini. Latar belakang permasalahannya adalah seorang teman yang sebelumnya mendapat cap "buruk" itu (sebut saja Z) lupa membawa tugas yang diserahkan padanya dan harus dibawa hari ini dengan alasan waktu pengerjaan tugas yang tidak buruk. Akibat tugas yang lupa dibawa itu, kami sekelompok tidak bisa memulai mengerjakan keseluruhan tugas lebih awal. Seorang teman lain di kelompok itu (sebut saja P) menanyakan pada Z tentang tugasnya. Pada awalnya Z bersikap santai, namun lama-kelamaan nada jawabannya meninggi dan terkesan marah. Karena gue di situ juga, gue pun melihat sendiri bahwa memang Z sepertinya marah. P pun buru-buru meminta Z untuk bersikap santai dan menekankan bahwa tidak ada yang memarahi dia. Z keluar kelas dengan masih berbicara beberapa hal yang membuat P dan seorang teman lain bernama Y kesal. Setelah didiskusikan, akhirnya kita sepakat untuk mengerjakan tugas yang tadinya menjadi tanggung jawab Z tetapi nanti Z tetap harus membayar ganti rugi materinya. Z setuju dan berlalu pergi.
Masalah selesai? Ya, buat gue, tapi tidak untuk mereka. Mereka masih lanjut saja membicarakan Z. Beberapa teman di luar kelompok kami pun diajak bergabung untuk mendengar cerita tentang Z. Gue ada di situ juga, sehingga mendengar dengan jelas segala hal yang dibeberkan di meja itu (yang sayangnya harus pula didengar orang-orang lain di luar kelompok yang bahkan tidak ada hubungannya sama sekali). Tragisnya, pemimpin forum pun ikut membicarakan. Syukurlah tadi dia sempat bertemu Z dan mengingatkannya. Tapi tentu saja bukan hanya Z yang harusnya diingatkan. Mengapa?
Bukankah tadi penyelesaian telah disepakati dan Z sudah pergi dengan mengiyakan ganti rugi materi? Kenapa kesalahan yang dibuatnya masih diungkit dan dibeberkan pada yang lain yang tidak ada hubungannya? Gue tidak membela Z, karena gue ada di tempat ketika Z tiba-tiba marah. Menurut gue, cara menjawab Z tidak tepat dan bisa memicu kesalahpahaman. Gue maklum jika P dan Y kesal mendengar jawaban Z, tapi ketika kemudian keburukan Z dibeberkan pada orang-orang lain setelah penyelesaian masalah disepakati, apakah hal itu benar? Saat itu juga gue teringat pada forum pada akhir tahun lalu. Jangan-jangan hal yang sama terjadi di belakang setelah forum itu berakhir. Semua kesalahan orang dalam forum itu masih dibicarakan dan disimpan dalam benak semua orang yang hadir di sana? Ah, sepertinya permasalahan di antara kita bukanlah keberadaan mereka yang dicap "buruk" ini, melainkan mereka yang kurang mampu untuk menahan diri tidak menceritakan beberapa hal yang tidak seharusnya jadi konsumsi semua orang. Kesalahan orang lain tidak untuk disebarkan kepada orang yang tidak ada hubungannya. Ya, seharusnya begitu. Kalau tidak, forum pun tidak akan berguna, karena justru akan membuat perpecahan dan beberapa orang semakin dikucilkan dan dicap "buruk".
Gue masih ingat betul akhir tahun 2012 yang ditutup dengan semacam forum. Di forum itu setiap orang boleh mengutarakan perasaannya terhadap orang lain di depan seluruh peserta forum (teman-teman seangkatan). Sebetulnya tradisi ini sudah ada sejak zaman gue SMA dan terbilang cukup sukses. Permasalahannya adalah, ketika forum SMA dulu, kelas gue cuma ada 18 orang dan rata-rata mereka punya kelompok pertemanan masing-masing sehingga tidak ada satu pun anak yang diserang secara tunggal (kecuali satu peristiwa yang memang sudah keterlaluan dan sepertinya tidak perlu dibahas lagi di sini karena yang bersangkutan pun akhirnya minta maaf dan berbaikan :)). Nah, di sini forumnya betul-betul kejam. Seseorang bisa diserang secara tunggal di depan satu angkatan sendiri, dibongkar segala kesalahan dan kejelekannya yang belum tentu melibatkan secara langsung semua orang di ruangan itu. Bahkan bisa saja kesalahan yang disebut tentang orang itu adalah kekesalan personal seorang temannya secara pribadi dan bukan untuk konsumsi publik. Akibat forum itu, kita seperti menelanjangi dan ditelanjangi satu sama lain. Kita seperti dibongkar dan dikorek-korek kesalahannya sehingga semua orang seolah menjadi berpikiran yang sama dengan satu orang yang punya masalah tadi. Yah, awalnya gue berpikiran begitu.
Tapi pada akhirnya gue mencoba melihat sisi positif forum itu. Sebelum mulai, pemimpin forum mengatakan bahwa apa yang terjadi di sini berakhir sampai di sini saja, setelah itu kita semua akan memulai awal yang baru. Gue juga mencoba tidak menghakimi dan berprasangka terlebih dahulu pada semua orang. Gue yakin lebih banyak orang di ruangan itu yang cenderung tidak peduli dan pemaaf, terutama orang-orang yang sebenarnya tidak terlibat langsung dan hanya ikut mendengar saja. Di forum itu gue juga dapat pengalaman positif melihat sisi baik dari orang-orang yang sebelumnya sudah dilabeli "buruk". Ya..begitulah..., pada saat itu gue rasa forum cukup berhasil dan tidak buruk.
Sampai ketika gue melihat kejadian pada hari ini. Latar belakang permasalahannya adalah seorang teman yang sebelumnya mendapat cap "buruk" itu (sebut saja Z) lupa membawa tugas yang diserahkan padanya dan harus dibawa hari ini dengan alasan waktu pengerjaan tugas yang tidak buruk. Akibat tugas yang lupa dibawa itu, kami sekelompok tidak bisa memulai mengerjakan keseluruhan tugas lebih awal. Seorang teman lain di kelompok itu (sebut saja P) menanyakan pada Z tentang tugasnya. Pada awalnya Z bersikap santai, namun lama-kelamaan nada jawabannya meninggi dan terkesan marah. Karena gue di situ juga, gue pun melihat sendiri bahwa memang Z sepertinya marah. P pun buru-buru meminta Z untuk bersikap santai dan menekankan bahwa tidak ada yang memarahi dia. Z keluar kelas dengan masih berbicara beberapa hal yang membuat P dan seorang teman lain bernama Y kesal. Setelah didiskusikan, akhirnya kita sepakat untuk mengerjakan tugas yang tadinya menjadi tanggung jawab Z tetapi nanti Z tetap harus membayar ganti rugi materinya. Z setuju dan berlalu pergi.
Masalah selesai? Ya, buat gue, tapi tidak untuk mereka. Mereka masih lanjut saja membicarakan Z. Beberapa teman di luar kelompok kami pun diajak bergabung untuk mendengar cerita tentang Z. Gue ada di situ juga, sehingga mendengar dengan jelas segala hal yang dibeberkan di meja itu (yang sayangnya harus pula didengar orang-orang lain di luar kelompok yang bahkan tidak ada hubungannya sama sekali). Tragisnya, pemimpin forum pun ikut membicarakan. Syukurlah tadi dia sempat bertemu Z dan mengingatkannya. Tapi tentu saja bukan hanya Z yang harusnya diingatkan. Mengapa?
Bukankah tadi penyelesaian telah disepakati dan Z sudah pergi dengan mengiyakan ganti rugi materi? Kenapa kesalahan yang dibuatnya masih diungkit dan dibeberkan pada yang lain yang tidak ada hubungannya? Gue tidak membela Z, karena gue ada di tempat ketika Z tiba-tiba marah. Menurut gue, cara menjawab Z tidak tepat dan bisa memicu kesalahpahaman. Gue maklum jika P dan Y kesal mendengar jawaban Z, tapi ketika kemudian keburukan Z dibeberkan pada orang-orang lain setelah penyelesaian masalah disepakati, apakah hal itu benar? Saat itu juga gue teringat pada forum pada akhir tahun lalu. Jangan-jangan hal yang sama terjadi di belakang setelah forum itu berakhir. Semua kesalahan orang dalam forum itu masih dibicarakan dan disimpan dalam benak semua orang yang hadir di sana? Ah, sepertinya permasalahan di antara kita bukanlah keberadaan mereka yang dicap "buruk" ini, melainkan mereka yang kurang mampu untuk menahan diri tidak menceritakan beberapa hal yang tidak seharusnya jadi konsumsi semua orang. Kesalahan orang lain tidak untuk disebarkan kepada orang yang tidak ada hubungannya. Ya, seharusnya begitu. Kalau tidak, forum pun tidak akan berguna, karena justru akan membuat perpecahan dan beberapa orang semakin dikucilkan dan dicap "buruk".
28.4.11
Lebih Ganteng dari Prince William (menurut gw :P)
Kepikiran posting ini awalnya memang karena saya suka sekali dengan gosip-gosip seputar Royal Families di Eropa dan Jepang. Kebetulan lagi heboh-hebohnya Royal Wedding Prince William - Kate Middleton yang sampai meraja di trending topics twitter. Dan.. tiba-tiba saya tertarik untuk mengubek-ubek soal Royal Families yang ada di Eropa selain Inggris. Biarlah orang heboh dengan Inggris, saya lebih suka mencari tahu yang lain :) Saya ubek-ubek via google.de (yang menurut saya sih sumber terpercaya karena pakai google indonesia suka gak ketemu -.-" walaupun pakai susah karena harus ganti-ganti nama kerajaan atau gelar kebangsawanannya jadi bahasa Jerman). Eksplorasi saya mulai dari Jerman dan saya temukan bahwa (menurut saya lho ya...) banyak bangsawan yang lebih ganteng dari Prince William! Habis ini saya langsung dicoret dari daftar tamu Royal Wedding pada hari Jumat besok. Saya sama sekali nggak berpanduan list yang waktu itu ada di website apa saya lupa, mereka menempatkan William di posisi 5 kalau tidak salah. List saya ini beda dan saya cuma nemu 4 yang tampangnya sesuai dengan kriteria "bangsawan ganteng" saya heheehe....
Oke, dan ini listnya (cuma ada 4 sih ^^)
1. Prinz Christian Heinrich von Hannover Duke of Brunswick-Luneburg
Merupakan putra kedua pasangan Ernst-August von Hannover dan Chantal Hochuli sekaligus anak tiri dari Princess Caroline of Monaco. Ayahnya adalah kepala keluarga dari Royal Houses of Hannover and Brunswick. Lahir tahun 1985 (berarti sekarang 26 tahun ya?). Bersama kakaknya, Ernst-August sekarang menempati Schloss Marienburg sebagai tempat tinggal.
2. Prince Andrea Casiraghi of Monaco
Putra tertua pasangan Princess Caroline of Monaco dan Stefano Casiraghi sekaligus saudara tiri dari Prinz Christian Heinrich von Hannover. Kalau di list yang pernah saya baca di suatu website dia ada di urutan ke 2 sebagai bangsawan tertampan di dunia :) Walaupun saya masih lebih suka Christian Heinrich, tapi dia ok juga karena tampangnya mirip Ritter (ksatria) abad pertengahan di Jerman. Mengingatkan saya pada tokoh pahlawan di Nibelungenlied, Siegfried.
ganteng yaa??? :3 heheheh..
Ok, sekian dulu postingan dari saya. Semoga berhasil mencerahkan anda-anda yang membaca *kayaapaantau* hahaha...:)
Oke, dan ini listnya (cuma ada 4 sih ^^)
![]() |
di foto ini yg sebelah kiri |
1. Prinz Christian Heinrich von Hannover Duke of Brunswick-Luneburg
Merupakan putra kedua pasangan Ernst-August von Hannover dan Chantal Hochuli sekaligus anak tiri dari Princess Caroline of Monaco. Ayahnya adalah kepala keluarga dari Royal Houses of Hannover and Brunswick. Lahir tahun 1985 (berarti sekarang 26 tahun ya?). Bersama kakaknya, Ernst-August sekarang menempati Schloss Marienburg sebagai tempat tinggal.
2. Prince Andrea Casiraghi of Monaco
Putra tertua pasangan Princess Caroline of Monaco dan Stefano Casiraghi sekaligus saudara tiri dari Prinz Christian Heinrich von Hannover. Kalau di list yang pernah saya baca di suatu website dia ada di urutan ke 2 sebagai bangsawan tertampan di dunia :) Walaupun saya masih lebih suka Christian Heinrich, tapi dia ok juga karena tampangnya mirip Ritter (ksatria) abad pertengahan di Jerman. Mengingatkan saya pada tokoh pahlawan di Nibelungenlied, Siegfried.
3. Prince Pierre Casiraghi of Monaco
Merupakan putra bungsu pasangan Stefano Casiraghi dan Princess Caroline of Monaco dan saudara kandung dari Andrea Casiraghi. Yah, nggak kalah ganteng dari kakaknya :) Kayaknya gantengnya mereka warisan dari cantiknya Grace Kelly deh (nenek mereka dari Princess Caroline :P)
4. Prince Carl Philipp of Sweden
Putra kedua dari Prince Carl XVI Gustaf of Sweden dan seorang wanita Jerman, Silvia Sommerlath. Menurut saya dia lebih mirip olahragawan daripada bangsawan dan menurut saya lagi, agak mirip dengan Mario Gomez, salah satu striker timnas Jerman :D Lebih lanjut lagi, daripada Swedia dia lebih mirip orang Spanyol atau Italia. Kalau di list website entahlah itu dia ada di nomor 1, tapi menurut saya (mungkin karena umurnya yang udah kejauhan --- beliau lahir tahun 1979) jadi dia di nomor 4 saja.. hehee...
Nahh.. ada lagi sebenarnya bangsawan yang ganteng (dan umurnya gak jauh beda dari saya -- lahir tanggal 9 Desember 1991 !!) namanya Prince Joachim Carl of Belgia, putra kedua dari Princess Astrid of Belgia. Sayangnya nggak ada foto close upnya -_____-". Kakak Prince Joachim, yaitu Prince Amadeo juga ganteng loh. Bentar *ubek2 folder*
eng ing eng...
Ok, sekian dulu postingan dari saya. Semoga berhasil mencerahkan anda-anda yang membaca *kayaapaantau* hahaha...:)
11.4.11
Ada yang tahu, items ini kalau di Indonesia belinya di mana?
Halo semuanya, habis selesai UTS akhirnya saya bisa senang2 lagi di blog ini dan gak melulu posting soal catetan, rangkuman, dll. Langsung aja ke topik, saya yang sangat suka fashion jadul ini sedang mencari beberapa items fashion yang setelah saya muter-muter di tukang jualan dari yang emperan kaki lima sampai mall agak susah ditemukan. Mungkin ada yang pernah lihat di mana barang2 dalam wishlist saya ini dijual? So here it is:
1. Perhiasan apapun macam kalung/gelang/cincin/anting yang motifnya kaya gini (Celtic Spiral).
2. Kalung Celtic Cross
3. Cincin Celtic Knot
Anyway, yang perhiasan gini2 bahannya gak harus emas putih/perak yaa.. imitasi juga gapapa ^^
4. Dreamcatcher necklace
5. Atasan putih kerah sabrina yang lengannya puff kaya gini :)
6. Tas kulit kaya gini nih...
7. Sepatu ujung lancip bahan kulit macem ini
Kalo ada yang nemuin, tolong ya... kasih tau saya di mana bisa belinya :D terima kasih semuaaa~
4.3.11
A man is like a dog while a woman a monkey.
Pernyataan ini dikemukakan oleh salah satu teman saya, Reyninta, di kampus ketika kemarin kita makan siang bersama di Sastra Cafe, FIB UI. Katanya sih itu dia dapat dari dosen Bahasa Inggrisnya yang kebetulan sering mengajak mahasiswanya mengobrol soal hidup kalau lagi nganggur di kelas. Ketika saya mendengarnya, saya tersadar juga bahwa ternyata pernyataan itu ada benarnya juga. Maka dari itu saya ingin share di sini.
A man is like a dog, pria itu seperti anjing.
Pernyataan ini adalah sebuah perumpamaan dari apa yang biasanya pria lakukan ketika berselingkuh dari pasangannya. Anjing sebagaimana kita tahu sangat menyukai tulang. Namun apabila kita memberinya tulang besar yang lezat di atas piring emas di suatu ruangan, dan ketika ia menikmatinya lalu kita buka sedikit pintu ruangan itu dan menaruh di depan pintunya sebuah tulang kecil yang baru dan segar, pastilah anjing itu langsung meninggalkan tulang yang tadi begitu dinikmatinya demi tulang kecil segar yang baru itu.
Hal ini seperti pria ketika berselingkuh dari pasangannya. Sekalipun ia sudah merasa nyaman dengan seorang wanita, jika ia melihat wanita lain yang dirasa lebih menarik dan ada sedikit saja kesempatan maka pada umumnya pria akan meninggalkan wanita itu demi yang baru.
A woman is like a monkey, wanita itu seperti monyet.
Nah, kalau wanita tipe selingkuhnya seperti monyet. Seperti kita tahu, monyet jika sedang bergelantungan di pohon dan akan berpindah tempat mencari yang lebih nyaman, maka ia akan menggunakan satu tangannya untuk maju dan membiarkan yang lain tetap menggantung pada tempat yang pertama tadi. Ketika ia merasa mantap dengan genggamannya yang baru, barulah ia melepas genggaman tangan satunya di tempat yang lama.
Ketika berselingkuh, wanita pun demikian. Jika ia sudah merasa tidak nyaman dengan pasangannya dan ingin berganti yang baru, ia akan berusaha menggapai pria yang baru tersebut tanpa melepas yang lama terlebih dahulu. Ketika ia sudah merasa mantap dengan yang baru, barulah ia melepas atau memutuskan yang lama.
Bagaimana menurut anda?
22.2.11
They say... You say... I say...
About our favourite country..
They say USA, you say Japan, I say Germany
About our favourite language...
They say English, you say Chinese, I say German
About our favourite time..
They say future, you say present, I say past
About our favourite fashion items...
They say jeans, you say T-shirt, I say vintage dress
About our favourite genre of music...
They say pop, you say jazz, I say world music
About our favourite author...
They say JK Rowling, you say Shakespeare, well I say.. the Minnesingers ^^
About our currently loved musician...
They say Lady Gaga, you say Radiohead, well I say.. Estampie
About our favourite mode city...
They say Paris, you say NYC, I say Harajuku!!
About our favourite fashion style...
They say anything up-to-date, you say chic and simple, I say gothic lolita :)
About our favourite lesson beside language..
They say Maths, you say art, I say history :)
About our favourite hang out companion...
They say boyfriend, you say best friend, I say my family
About our favourite flower...
They say roses, you say cherry blossoms, I say cornflowers
About our favourite colours...
They say black, you say pink, I say Prussian blue
About our favourite dance...
They say modern dance, you say ballet, I say Vienna waltz
About our favourite kind of tea...
They say jasmine tea, you say green tea, I say peppermint tea
About our favourite kind of performing arts...
They say gigs, you say plays, I say opera
About our favourite genre of movie...
They say comedy, you say horror, I say historical movie with half happy end
About our view on intermarriage...
They say it is forbidden by religion
You say it's not good for our future
I say it would be wonderful experience :)
About our view on this world...
They say it's getting better because everything are modern
You say what's happening is the best
I say the world will getting worse and worse, never coming back
About our view on the porn video case in Indonesia
They say it's a sin
You say they should be punished for not obeying the law
I say.. well, it's their human rights to do that ^^
Well, that's me...
I'm different. I'm not with the mainstream.
I'm unique and I'm proud :D
There still lot of things actually :)
Sometimes I wish I can find someone that sail in the same stream as me...
They say USA, you say Japan, I say Germany
About our favourite language...
They say English, you say Chinese, I say German
About our favourite time..
They say future, you say present, I say past
About our favourite fashion items...
They say jeans, you say T-shirt, I say vintage dress
About our favourite genre of music...
They say pop, you say jazz, I say world music
About our favourite author...
They say JK Rowling, you say Shakespeare, well I say.. the Minnesingers ^^
About our currently loved musician...
They say Lady Gaga, you say Radiohead, well I say.. Estampie
About our favourite mode city...
They say Paris, you say NYC, I say Harajuku!!
About our favourite fashion style...
They say anything up-to-date, you say chic and simple, I say gothic lolita :)
About our favourite lesson beside language..
They say Maths, you say art, I say history :)
About our favourite hang out companion...
They say boyfriend, you say best friend, I say my family
About our favourite flower...
They say roses, you say cherry blossoms, I say cornflowers
About our favourite colours...
They say black, you say pink, I say Prussian blue
About our favourite dance...
They say modern dance, you say ballet, I say Vienna waltz
About our favourite kind of tea...
They say jasmine tea, you say green tea, I say peppermint tea
About our favourite kind of performing arts...
They say gigs, you say plays, I say opera
About our favourite genre of movie...
They say comedy, you say horror, I say historical movie with half happy end
About our view on intermarriage...
They say it is forbidden by religion
You say it's not good for our future
I say it would be wonderful experience :)
About our view on this world...
They say it's getting better because everything are modern
You say what's happening is the best
I say the world will getting worse and worse, never coming back
About our view on the porn video case in Indonesia
They say it's a sin
You say they should be punished for not obeying the law
I say.. well, it's their human rights to do that ^^
Well, that's me...
I'm different. I'm not with the mainstream.
I'm unique and I'm proud :D
There still lot of things actually :)
Sometimes I wish I can find someone that sail in the same stream as me...
Langganan:
Postingan (Atom)