Ini bukan cerita tentang gue ngejar bikun atau kereta. Ini cerita tentang masalah Unpunktlichkeit gue. Sengaja gue tulis nama masalahnya dalam bahasa Jerman biar lebih "nampol" lagi. Orang Jerman dikenal sebagai masyarakat yang punktlich alias tepat waktu. Walaupun nggak selalu benar, tapi kebanyakan mereka memang lebih punktlich dibanding masyarakat lainnya di Eropa. Kebalikannya, unpunktlich berarti tidak tepat waktu dan Unpunktlichkeit adalah nominanya (hmm.. kok jadi belajar Sprache ini?). Nah, gue sebagai salah satu mahasiswi Sastra Jerman yang tentu banyak berkontak dengan budaya Jerman, salah satunya ketepatan waktu ini, justru kelihatannya nggak pernah tepat waktu -__-a
Masalah Unpunktlichkeit gue bukan seperti yang dialami orang pada umumnya misalnya telat kuliah, telat datang ke tempat janjian, dll. Untuk masalah ini (puji Tuhan) gue sudah berhasil mengatasi :) Masalah gue lebih gawat dari itu karena membuat gue terlihat aneh, freak dan tidak punya teman (hiks!). Ya begitulah, gue tidak pernah tepat waktu jika menyukai atau nge-fans sesuatu. Selalu antara gue yang terlalu cepat menyukai dibandingkan orang-orang pada umumnya atau gue telat dan telatnya bukan cuma satu dua bulan, bisa bertahun-tahun! Kadang-kadang hal itu disebabkan kesalahan gue yang terlalu ignorant atau hipokrit duluan, kadang-kadang bisa juga salah orang lain :c
Mungkin salah satu contohnya bisa kelihatan dari postingan gue sebelum-sebelumnya yang selalu tentang LOTR. Wooy.. itu film udah dari tahun 2002 dan udah sering banget kali diputar di TV lokal!! Jujur sih gue malu kalau norak-norakan sendiri soal LOTR atau fangirling heboh sama tokoh2nya. Mana gue udah mau 20 tahun pula, masih aja belum bisa nyantai kalo ngefans sesuatu :c Beruntungnya gue, beberapa temen gue seperti Thomas, Nuke dan Siska juga fans berat LOTR jadi kalo gue ngomongin ini seenggaknya ada yang nyambung. Terus gue punya teman fangirling (walaupun mbak yang satu ini cool banget fangirlingnya xD) a.k.a Olly yang sama-sama nge-fans om-om American Danish ganteng bernama Viggo Mortensen (yang main Aragorn >.<). Plus tampaknya Hollywood berbaik hati sama gue (apa hubungannya?!) dengan merencanakan premier The Hobbit pada 14 Desember tahun ini. Gue kebantu banget, seenggaknya kalau orang tahu gue baca bukunya dari awal mereka mikir itu karena supaya kalau nonton The Hobbit jadi lebih nyambung :)
Masalah Unpunktlichkeit gue ini benar-benar jadi problem waktu masa sekolah. Misalnya waktu SD kelas 4 kalau nggak salah pas novel Harry Potter keluar pertama kalinya. Semua anak di sekolah gue heboh banget, apalagi waktu filmnya mau keluar. Tiap hari di kelas yang diomongin Harry Potter melulu dan gue sama sekali nggak nyambung. Dasar anak SD, pas gue tanya ini apa itu apa gue malah dikatain cupu, katanya masa gue gitu aja nggak tahu. Kesannya gue ketinggalan zaman dan nggak update. Suer, itu bukan karena gue yang nggak mau update. Dari kecil gue suka banget kali sama fantasi. Masalahnya ini kesalahan ortu gue yang fanatik agama. Katanya apapun yang berbau penyihir diasosiasikan sama setan, termasuk si Harry Potter ini. Padahal mereka belum nonton atau baca, boro-boro tahu ceritanya. Awalnya gue punya teman sama-sama nggak tahu HarPot, yaitu sahabat gue waktu itu. Nyokap dia satu gereja sama nyokap gue dan ya gitulah, sama-sama ngelarang anaknya baca HarPot. Eh, tapi tiba-tiba pas gue main ke rumah dia gue lihat novel HarPot di kamar dia (mungkin hadiah dari saudaranya). Jadinya dia pun nyambung sama teman-teman yang lain, tiap hari ngomongin HarPot sampai gue ditinggalin huhuu... T.T Yang bikin gue sakit hati sih, karena bertahun-tahun kemudian waktu film HarPot yang keempat tayang di TV, nyokap gue nggak sengaja nonton. Trus tiba-tiba dia komentar: "hahaha.. ini HarPot lucu juga yak.." trus dia nonton sampai selesai! Sejak itu baru deh gue nonton film HarPot, dan sampai sekarang gue belum pernah baca bukunya! :(
Waktu SMA gue juga pernah nggak nyambung dan nggak punya teman gara-gara masalah Unpunktlichkeit ini. Tepatnya kelas 10 gue punya sahabat yang sama-sama suka Jerman dan Slavia :D Dia baik banget ngajarin gue bahasa Jerman sampai akhirnya kita masuk Jurusan Bahasa bareng-bareng. Waktu itu lagi heboh-hebohnya Twilight Saga, temen gue ini salah satu yang ngefans berat sama novelnya. Dia beli terus tiap kali yang baru keluar. Plus dia kesenangan pas tahu aktor yang main Edward Cullen itu aktor favoritnya yaitu Robert Pattinson. Waktu itu gue sama sekali nggak nyambung tentang novel itu. Jujur itu novel harganya lumayan mahal buat gue jadi gue nggak beli sementara temen gue beli versi Inggrisnya o_O Karena penasaran akhirnya gue pinjem novelnya. Belum selesai gue baca, filmnya keluar. Gue dan teman-teman kelas Bahasa nonton bareng di Jakarta Theater. Nah, pas itu gue baru sadar bahwa nih film bagus banget, ceritanya juga, wawawawa... sampai lebay sendiri. Gue jadi ikutan ngefans kayak teman gue tadi. Waktu itu gue senang banget dan berharap bisa nyambung lagi kalau ngobrol sama sahabat gue ini. Tapi... nasib berkata lain... Sayang sekali ternyata sahabat gue dan teman-teman barunya dia yang tadinya sesama Twilight-freak kecewa sama filmnya. Waktu gue ajak ngobrol mereka di kelas dengan wajah bahagia dan berharap bisa gabung lagi dalam obrolan mereka, mereka cuma nanggapin dingin dan kecewa karena menurut mereka filmnya jelek banget nggak kayak novelnya :c Hiks.. gue nggak nyambung lagi dehh...
Habis masa Twilight berakhir, teman-teman gue berpindah ke Kpop dan boyband Korea! Satu kelas gue pada ngefans SuJu dan wajah-wajah Asia lainnya. Karena waktu itu gue masih ada di bayang-bayang Twilight dan aktor-aktor bule ganteng ala barat, gue sama sekali nggak minat sama wajah Asia. Malah menurut gue SuJu dll itu mukanya "cantik" seperti cewek, walaupun gue tahu sih mereka nggak banci. Semua teman ngomongin SuJu dan Kpop, muter videonya pakai proyektor kelas waktu istirahat, gosipin membernya, dll. Gue yang nggak minat duduk aja di kursi dan makan sendirian, atau gabung makan tapi nggak ikut ngobrol. Tibalah semester terakhir gue di SMA dan saat itu diadakan perlombaan lipsync antarkelas. Kelas gue yang melipsync Kuburan Band dan "Thriller"-nya MJ mendapat juara 2. Juara 1 jatuh ke tangan kelas IPS yang kebetulan punya murid yang merupakan salah satu anggota SuJu Girls (grup cover dance SuJu yang terdiri dari cewek2). Mereka mengcover lagu Super Junior yang berjudul Sorry Sorry. Itu kali pertama gue lihat tariannya dan dengar lagunya full. Pulang dari sekolah gue penasaran dan akhirnya gue tonton juga tuh boyband di Youtube. Mulai hari itu gue resmi jadi fans SuJu, padahal teman2 gue udah adem ayem aja sama boyband itu sementara gue ngefreaknya minta ampun sampai rela streaming radio Sukira buat dengar suaranya Leeteuk! Nggak cuma itu, gue keluarin semua tabungan gue cuma buat beli versi A nya album SuJu -___-a
Kadang-kadang gue nggak terlambat, tapi kecepetan (tetep aja unpunktlich!). Misalnya waktu SD gue suka banget sama Disney's Princess. Dari langganan majalah Princess, koleksi DVDnya sampai maunya semua barang gambarnya Princess. Tapi waktu itu Princess belum trend di kalangan anak-anak Indonesia. Alhasil gue muterin semua mall nggak ketemu-ketemu. Pernah gue sekali rela-relain ke Taman Anggrek karena pas di sana ada acara temanya Princess. Di situ dijual banyak banget barang-barang gambar Princess dan gue beli beberapa, tapi tetap aja nggak sebanyak sekarang. Sekarang anak alay aja kaosnya Cinderella! Dulu boro-boro, di toko kaya Kidz Station aja belum banyak -.-a Contoh lain waktu gue ngefans Tokio Hotel. Gue tahu band ini sejak SMA kelas 2, waktu mereka baru keluar album yang kedua dan lagu-lagunya belum banyak yang di-Inggris-in (soalnya aslinya Jerman ^^). Teman Interpals gue yang promosiin band ini ke gue buat belajar Jerman. Karena gue suka browsing tentang mereka, gue jadi tahu banyak hal termasuk forum2 internasional buat fans TH, koleksi merchandise dan majalahnya, dll. Sayangnya di Indonesia bahkan cari poster mereka aja nggak mungkin. Boro-boro ada, remaja Indonesia waktu itu belum dengar nama band ini -.-a Tiba-tiba pas kesukaan gue mereda, tepatnya pas gue mulai kuliah, di sana sini bertebaran majalah dengan artikel TH. Bahkan muncul forum TH Indonesia yang salah satu pengurusnya teman gue si Nuke. Tapi sayang lagu2 mereka yang terkenal di Indonesia justru yang bahasa Inggris, ihh.. sedih.. padahal kerenan Jermannya ke mana2 -.-a Mulai deh semua ABG tertarik sama TH. Gue serasa mau teriak : "Woyy.. ke mana aja lo kemarin-kemarin?! Ini band udah lama kaleeee~"
Sejak kuliah Unpunktlichkeit gue makin parah. Bukan cuma telat setahun dua tahun, tapi telat berabad-abad plus salah tempat. Gue tergila-gila sama hal berbau Mittelalter, mitologi Norse, Viking dan paganism. Telat berabad-abad karena semua hal tersebut populer di abad 5-13 M -.-a Salah tempat karena yang gue suka itu sekarang jadi subculture dan pergerakan baru di Eropa. Jangan harap ada orang Indonesia yang tahu band-band seperti Faun, Estampie, Dunkelschoen, In Extremo, Omnia, dll. Teman gue aja tahunya gara-gara gue kasih denger lagunya xD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar