26.8.12

Are You a Smoker?? Please Respect Others!

Maaf ya kalau gue terpaksa menyelingi deretan cerita bersambung gue dengan hal ini. Gue mau numpang ngeluarin unek-unek dulu nih...

Jujur tadinya gue mau kasih judul "Are You a Smoker? Just Go to Hell!" tapi kayaknya terlalu sadis ya dan gue pikir gak semua perokok itu jahat. Akhirnya judulnya gue ganti biar lebih pas. Kejadian tadi siang menginspirasi gue untuk menulis ini. Tadi siang pas gue duduk dan makan di food court Kalibata City gue berhasil memaksa seorang cewek perokok gak bertanggung jawab untuk mematikan rokoknya. Kenapa dia nggak bertanggung jawab? Jelas, karena dia merokok di ruangan ber-AC (baca: di dalam mall) padahal sudah disediakan area outdoor untuk merokok dan di area outdoor itu masih tersedia banyak meja dan kursi kosong. Memang sih pintu keluar yang ada di dekat dia dikunci jadi kalau mau keluar dia harus muter dulu. Tapi apa salahnya sih muter dikit? Toh juga nanti dia enak bisa merokok dengan bebas. Nah, sekarang gue mau cerita gimana caranya gue "memaksa" dia. Seperti hobi gue kalau memperlakukan orang-orang gak bertanggung jawab kayak gini, gue nggak akan mendatangi dan menegur orangnya baik-baik. Gue akan ngomong dengan volume keras dan menyindir-nyindir orang itu sampai dia dilihatin orang dan malu. Kenapa gue nggak menegur dengan cara baik-baik? Karena orang-orang semacam dia ini sebenarnya udah tau peraturannya kalau di dalam ruangan AC nggak boleh merokok tapi dengan egoisnya dia mengabaikan aturan itu untuk enaknya sendiri. Nah kalau gini gue udah nggak bisa toleransi lagi.

Jadi awalnya gue udah duduk duluan di salah satu meja, tiba-tiba cewek ini datang dan mengeluarkan sebatang rokok lalu mulai merokok dengan cueknya. Begitu gue tahu kalau dia penyebar polusinya gue langsung pindah duduk agak menjauh sambil bilang the F word dalam bahasa Jerman. Habis itu gue sindir habis dengan suara keras. Gue bilang, seandainya membunuh itu nggak dosa, perokok nggak bertanggung jawab macam dia ini nih yang jadi korban gue duluan, pengen langsung gue cekik dari belakang. Terus gue bilang lagi bahwa orang kayak dia itu egois, mentingin diri sendiri dan bodoh. Udah tahu peraturannya masih aja dilanggar. Gue bilang dia tega dan jahat karena di sekitar situ banyak anak-anak dan ibu hamil yang bisa tercemar polusinya. Plus nyokap gue nambah-nambahin kalau dia itu nggak sopan dan bilang seharusnya cewek itu menelan asapnya sendiri biar nggak polusi. Pokoknya lumayan heboh deh sampai orang-orang yang di sekitar situ pada ngeliatin cewe ini. Malah ada yang sampai batuk-batuk segala, nggak tau disengaja atau nggak. Akhirnya temennya si cewe ini ngingetin dia kalau mau merokok mending keluar aja. Terus dimatiin deh rokoknya. Huahahahaha... gue merasa menang banget... xD

Well, gue nggak benci dan bilang kalau semua perokok itu jahat. Gue cuma nggak suka sama orang yang merokok tapi nggak bertanggung jawab. Gue tahu kok kalau merokok itu hak setiap orang (walaupun gue masih suka ketawa sama orang yang kalo ditanya "kenapa merokok?" jawabannya "merayakan kebebasan". Menurut gue merokok itu sama kayak bunuh diri pelan-pelan xD LOL). Tapi tolong dong bertanggung jawab sedikit. Merokoklah di tempat yang sudah disediakan, atau kalau tidak ada ya sedikit menjauh dari orang-orang. Jujur gue berharap suatu saat ada peraturan "dilarang merokok di tempat umum kecuali pada tempat yang sudah disediakan", karena kalau peraturannya cuma "dilarang merokok di tempat tertutup dan berAC" nanti di stasiun, di kaki lima, dll. orang pada merokok -.-a Gue suka jahat kalau ada orang yang merokok dengan tidak bertanggung jawab, gue berharap mereka mati aja. Toh merokok itu sama aja kayak bunuh diri pelan-pelan, dan menurut gue lebih baik itu terjadi lebih cepat supaya mereka nggak bunuh diri ngajak-ngajak orang lain (baca: para perokok pasif).

Selain nggak bertanggung jawab, banyak juga perokok yang ngotot dan nggak mau dengerin pendapat orang, dengan kata lain, selalu mencari cara untuk membenarkan dirinya. Gue inget pernah berdebat sama seorang senior yang selama ini selalu gue anggap pintar, punya pemikiran nggak biasa, jago orasi dan nulis sastra, tapi sayang, dia perokok! (buat gue cowok merokok itu kegantengannya langsung melorot 75% kecuali kalo tampangnya kayak Elijah Wood atau Josh Hartnett :P #ehkokjadifangirling xD Jadi kalo tampangnya belum seganteng itu mending jangan merokok deh!). Nah, balik ke perdebatan gue sama si senior. Waktu itu gue komentar soal RUU Antirokok, dia langsung bales dengan bilang bahwa rokok itu menyelamatkan perekonomian Indonesia karena banyak banget buruh bisa hidup dari pabrik rokok. Terus gue usul, kenapa tanaman tembakau nggak diganti aja jadi tanaman lain yang bisa dipanen juga. Dia bilang kalau tanahnya cuma cocok untuk tanaman tembakau. Nah, masalahnya waktu gue nonton di TV, gue dengar kalau sekalipun jumlah perokok di Indonesia bertambah terus, penghasilan para buruh ini nggak tambah banyak. Belum lagi gue nonton video juga yang menjelaskan kalau sebagian besar rokok yang beredar di Indonesia ini rokok putih (yang asalnya dari negara-negara Barat dan di dalamnya mengandung sianida, bahan kutek, bahan sabun pel-pelan, dll yang beracun2 itu -.-a) dan bukan rokok kretek yang khas Indonesia dan biasanya beraroma cengkeh (tanaman khas Indonesia juga). Mana katanya pabrik rokok kretek dibeli sama industri rokok luar lagi, sekarang cuma tinggal satu deh merk rokok kretek yang besar. Nah, kalau sudah begini sekarang alasannya si senior jadi nggak masuk akal kan? Tapi tetep aja tuh orang ngotot dan merasa dirinya benar. Padahal kan yang gue protes bukan masalah merokoknya, tapi pertanggung jawaban mereka sama lingkungan yang isinya gak cuma perokok doang.

Gue juga nggak suka sama jawaban mereka ketika gue protes kalau asapnya nggak baik untuk kesehatan. Gue gak peduli sih sama nyawa mereka, tapi kan kasian sama yang nggak merokok terpaksa kena asapnya juga. Nah, kalau gue udah bahas ini terus mereka bilang "belum ada bukti tuh kalau merokok itu penyebab penyakit A, B, C, dll." Gue tahu kok memang itu belum resmi dibuktikan, tapi kenyataan menunjukkan sebagian besar penderita penyakit-penyakit itu dulunya perokok. Walaupun di sisi lain banyak juga yang nggak pernah merokok tapi sakit juga. Dengan alasan itu mereka bilang kalau yang gue bilang belum terbukti. Plus ditambah juga mereka bilang kalau asap kendaraan bermotor dan polusi udara di jalan lebih bahaya. Gini aja deh, nggak usah mikir lebih bahaya mana, tapi lihat dong jelas-jelas rokok itu ada sianidanya. Sianida! Itu lho, bahan gas yang dipakai untuk pembunuhan massal di kamp-kamp konsentrasi Nazi. Nggak cuma itu, ada zat pembuat kutek, sabun pel lantai, dll. Itu kan sedikit banyak sama aja minum bahan-bahan itu sedikit demi sedikit. Maksud gue, zat-zat itu kan bukan zat yang diperlukan tubuh dan beracun pula, kenapa harus dikonsumsi? -___-a

Masalahnya sekarang perokok di Indonesia bukannya makin sedikit jumlahnya, malah makin banyak. Bahayanya lagi banyak dari mereka yang masih remaja dan belum bisa cari duit sendiri. Jadi beli rokok pakai duit jajan dari orang tuanya (duh!!). Uang orang tuanya dibakar gitu aja untuk hal-hal nggak guna, tau gitu mending buat anak2 baik yang gak bisa sekolah atau susah hidup aja dehh... -.-a Kalau dari video yang pernah gue tonton sih, memang saat ini perusahaan rokok sedang menargetkan remaja dan wanita jadi konsumen baru mereka. Banyak terutama di kalangan remaja yang berpikir bahwa merokok itu tanda gaul dan keren. Huh, padahal menurut gue kalau ada cowok sampai mikir kalau merokok sama dengan jantan itu bodoh. Merokok kan bisa bikin impoten. Kalau impoten gak jantan lagi dooong hahahahaha...xD

2 komentar:

  1. what a greaaaat opinion! I'm in ur line, Kaa. No matter where and who, smoking is so bad.

    Mereka beralasan kalo dengan merokok bisa ilangin stres, padahal harusnya waktu 5 menit buat ngerokok itu ya dijadikan waktu buat berpikir jernih dan cari solusi dari sebuah masalah B-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia tuh hahaa...xD aneh2 aja yang bilang merokok itu menambah inspirasi. Itu sih karena kebiasaan aja. Inspirasi kan bisa dicari dari banyak hal :)

      Hapus